"Semua harus dalam konteks. Interpretasi saya tentang mengambil kebijakan pendidikan harus melihat keseimbangan ekosistem masyarakat," tutur di dalam webinar yang digelar Vox Populi Institute Indonesia, Selasa, 26 Januar 2021.
Menurut dia, komponen ekosistem di satu negara tentu berbeda-beda. Kondisi sosial ekonomi masyarakat harus turut diperhatikan guna meningkatkan kualitas pendidikan yang diinginkan.
"Sebenarnya evaluasi itu harus melihat ekosistem sebagai komponen penting. Penilaian pengembangan pendidikan harus dilakukan secara profesional," jelas dia.
Baca: Catat! Ini Jurus Jitu Menembus Oxford
Setelah menelah soal kesesimbangan ekosistem tadi, barulah para pemangku kepentingan saling berkoordinasi dengan para pengajar dalam menentukan materi dan program pembelajaran. Materi yang ingin diberikan harus selaras dengan apa yang ingin dicapai.
"Program pengajaran harus dipertimbangkan dengan cermat. Agar kita mampu mengambil lompatan besar dalam perkembangan pendidikan," tambahnya.
Dia mengingatkan, dalam pengembangan pendidikan, para pemangku kepentingan harus mampu berpikir dinamis. Hal itu agar dunia pendidikan di satu negara bisa beradaptasi.
"Memang ada kompleksitas saat semuanya bergerak dinamis. Tapi kita harus mampu merespons hal tersebut, memasukkannya dalam ekosistem, dan membentuk kesiapan situasi belajar pada siswa. Itulah realitas yang harus kita hadapi, demi ekosistem pendidikan itu sendiri," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News