Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Tips Bertahan Hidup Saat Inflasi Bagi Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri

Citra Larasati, Ilham Pratama Putra • 19 Juli 2022 11:52
Jakarta:  Harga kebutuhan terus melonjak seiring gelombang inflasi yang melanda sejumlah negara di dunia. Mahasiswa Indonesia yang kini studi di luar negeri pun turut terdampak akibat inflasi tersebut.
 
Mahasiswa diminta mampu mengelola keuangan dengan baik dan cermat. Terlebih bagi mahasiswa yang menggantungkan biaya hidupnya dari dana beasiswa
 
Hingga kini pun, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) belum memutuskan untuk menaikkan living allowance (LA) bagi mahasiswa penerima beasiswa LPDP di luar negeri. Person in Charge (PIC) Beasiswa, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan Riset dan Kebudayaan (Kemendikbudristek), Ratna Prabandari pun membagikan tips untuk mahasiswa agar bisa bertahan hidup di tengah inflasi.

Ratna yang juga awardee beasiswa di Amerika Serikat ini mengingatkan agar para mahasiswa tidak jajan selama di luar negeri. Ia meminta agar para mahasiswa mau memasak dengan membeli bahan pangan sendiri.
 
"Jangan jajan, harus masak, kalau ibarat jajan sekali USD 7, sehari tiga kali itu sudah  USD21. Sementara kalau beli beras itu USD5 itu, sayur segala macam itu ayam itu buat seminggu USD20," kata Ratna kepada Medcom.id, di Gedung Kemendikbudristek, Selasa 19 Juli 2022.
 
Begitu juga soal kebutuhan pakaian selama di rantau, ia menyarankan agar mahasiswa membelinya di toko barang bekas atau thrift store. Sebab pakaian yang dijual akan lebih murah.
 
"Nah beli baju winter juga itu sebaiknya di waktu summer, beli baju summer kalau winter itu pasti murah," tambahnya. 
 
Selanjutnya mahasiswa diminta untuk mencari hunian bersama atau indekos. Mahasiswa diminta untuk tidak menyewa apartmen untuk diri sendiri.
 
"Enggak kebayang kok kalau sekarang malah nyari apartmen studio untuk satu orang. Dulu aku cari kos, jadi sewa cuma satu kamar sharing kamar mandi," terang dia.
 
Ia mengaku hal tersebut akan mampu mengurangi beban pengeluaran, terlebih di saat inflasi yang membuat harga kebutuhan pokok meroket seperti saat ini. Hal tersebut pun pernah ia terapkan ketika studi di luar negeri dengan kondisi inflasi. 
 
"Setahuku, waktu aku dolar dari Rp2.500 jadi Rp10.000 waktu saya sekolah di Amerika. Saya dapat uang itu USD1.100 untuk dormitori itu sudah USD800 sendiri, aku harus hang on dengan USD300. Hidup enggak? ya hidup-hidup aja," tegasnya. 
 
Sebelumnya, harga kebutuhan pokok di Inggris terus merangkak naik. Minyak goreng, telur, roti, beras dan sejumlah bahan panganan mengalami rerata kenaikan harga hingga 8,5 persen.  Mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Inggris diminta berhemat, termasuk juga calon mahasiswa yang akan kuliah agar memperhitungkan kondisi tersebut. 

Inflasi Tertinggi

Inflasi saat ini mencapai 9,1 persen dan merupakan yang tertinggi sejak 40 tahun lalu. Oleh karena itu, mahasiswa Indonesia yang berencana melanjutkan studi di Inggris agar mencermati kondisi ini dan bijak mengelola keuangan, terutama penerima beasiswa pemerintah.
 
Hal tersebut disampaikan Gatot Subroto, Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) yang merupakan organisasi mahasiswa doktoral Indonesia se-Inggris Raya.
 
"Pada bulan September, Inggris akan memasuki tahun ajaran baru. banyak mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang mempersiapkan diri berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi S1 hingga S3. Mereka harus siap mengatur uang dengan baik, sebab biaya sewa rumah, listrik, gas, dan kebutuhan pokok naik drastis," ujarnya Minggu, 17 Juli 2022. 
 
Baca juga:  Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Keluhkan Dampak Inflasi, Ini Jawaban Kemendikbudristek

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan