Kalangan muda saat ini sudah berinvestasi sangat luas. Mereka tidak lagi sekadar menaruh uang di deposito. Tetapi, sebagian besar bermain investasi melalui pasar saham, obligasi, warren buffet, pasar derivatif, dan lain-lain.
Namun, aliran darah muda yang pengin cepat kaya menjadi persoalan yang mesti mendapat perhatian. Sebab, bisa-bisa menjadikan kaum milenial mengambil keputusan berinvestasi yang tergesa-gesa.
“Ya, karena sifat dasar manusia tidak sabaran pengin cepat kaya. Terutama anak muda yang sering disebut darah muda, pengin cepat lantas gegabah dalam berinvestasi," kata pengamat perbankan, keuangan, dan investasi Universitas Gadjah Mada, Eddy Junarsin, dikutip dari website ugm.ac.id, Jumat, 11 Februari 2022.
Eddy mafhum sikap gegabah terjadi karena ketidaktahuan. Namun, bisa pula karena tuntutan situasi.
“Memang semakin tinggi hasil atau return yang diharapkan semakin tinggi risiko yang harus ditempuh. Ini sangat alami dan karenanya minimal harus tahu pengetahuan dasar soal apa itu investasi," jelas dia.
Eddy menyebut cara aman berinvestasi menaruh uang di deposito berjangka. Dia menilai hal itu aman meskipun hasilnya sangat kecil sebesar 2,5 persen per tahun atau membeli surat berharga negara yang besarannya 4-5 persen per tahun.
Dia mewanti-wanti milenial berhati-hati sebelum trading. Milenial sangat perlu membekali diri pengetahuan terkait produk-produk keuangan.
Eddy juga mendorong mereka mengikuti guidence yang disarankan OJK. Sebab, guidance milik OJK mirip Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), yaitu memastikan semua telah teruji melalui berbagai uji klinis.
“Meski tidak ada yang aman 100 persen setidaknya produk investasi yang sudah dilisensi oleh OJK bisa menjadi acuan untuk masyarakat umum," ujar dia.
Eddy juga berharap ada materi soal pengelolaan keuangan yang bisa disampaikan ke semua program studi. Edukasi atau literasi untuk meningkatkan pengetahuan dasar tentang produk investasi.
“Karena kebanyakan di anak muda saat ini kan tidak sabaran, lebih instan, lebih melek teknologi, memiliki kepercayaan diri tinggi, tidak suka pekerjaan yang sifat rutin. Saya kira penting sekali memberikan pada mereka materi soal pengelolaan uang atau apalah karena sayang sekali kalau bakat-bakatnya bagus tetapi melakukan kecerobohan atau gegabah karena tidak tahu. Tapi kalau sudah tahu, namun gegabah itu kan pilihan hidup," tutur dia.
Baca: Dorong Literasi Keuangan Digital, OJK Terbitkan 19 Modul
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News