Ilustrasi. Medcom
Ilustrasi. Medcom

Masih Bingung Bikin Karya Tulis Ilmiah? Simak Yuk Model Penulisannya

Renatha Swasty • 06 Desember 2022 13:57
Jakarta: Menuliskan hasil penelitian sama pentingnya dengan substansi penelitian. Tak sedikit, mahasiswa gagal dalam proposal penelitian karena metode dan cara penulisan tidak mampu mengungkapkan jelas substansi penelitian.
 
“Penulisan dikatakan gagal bila pembaca tidak memahami maksud dan tujuan penulis,“ kata The Vice Dean Of  Academic and Student Affairs Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Galang Lufityanto, saat Pembekalan Studi bagi mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek Tahun 2022 dikutip dari laman Puslapdik Kemdikbud, Selasa, 6 Desember 2022.
 
Galang menyebut prinsip dasar dalam penulisan karya ilmiah ialah tulisan tersebut merupakan rangkaian hubungan sebab akibat disertai dengan pembuktian valid. Dengan cara itu, penelitian bisa direplikasi atau dijadikan acuan bagi penelitian lebih lanjut, baik untuk penulis itu sendiri maupun penulis lain.

Untuk mencapai itu, sebuah karya ilmiah perlu memiliki data deskriptif yang menggambarkan pembuktian hipotesis serta adanya temuan baru hasil penelitian tersebut. “Yang juga penting, hasil penelitian itu harus dielaborasi dengan penelitian sebelumnya, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung, serta memberikan implikasi dan saran,“ kata Galang.
 
Galang menuturkan sebuah karya tulis ilmiah tak jauh beda dengan karya fiksi dari sisi sistimatika penulisan, yakni mengandung permasalahan dan memiliki narasi atau alur cerita. Sobat Medcom yang masih kebingungan menulis karya ilmiah, simak tips berikut:

Sistematika penelitian

Sistimatika penulisan yakni adanya introduction atau pengantar, methode and result, serta analisa permasalahan. Introduction berisi topik atau tema penelitian yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian dan dikembangkan berdasarkan literatur sebelumnya.
 
Sedangkan, methode and result menjelaskan metode penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian serta memverifikasi argumentasi.
 
“Hasil dari methode and result itu berupa interprestasi dari hasil penelitian yang dihubungkan dengan literatur yang ada," papar dia.
 
Galang mengingatkan sebelum memilih topik yang akan dibahas, seorang peneliti harus mengenali dan memahami konteks dari masalah yang akan diteliti. Hal itu bisa ditemukan dengan melihat adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan.  
 
Selanjutnya, topik berpeluang untuk bisa dikembangkan, baik masa sekarang atau masa depan yang belum diketahui bentuknya. “Yang harus jadi perhatian, pelajari hasil penelitian yang sama, apakah sudut pandangnya sama, metodenya sama atau beda. Kalau sama sebaiknya cari topik  lain agar terhindar dari plagiarism,“ ujar Galang.  
 
Galang menyebut bila permasaalahan sudah ditemukan lalu formulasikan dalam bentuk pertanyaan spesifik, jelas, pendek, mengandung kompleksitas, dan bisa diperdebatkan. “Yang jelas, apa yang dipertanyakan itu harus menarik bagi penulis maupun bagi pembaca,“ tutur dia.
 
Galang berpesan agar topik penelitian apa pun yang ditampilkan harus memiliki bukti atau data valid, mencerminkan sikap kritis dalam prosedur penelitian, serta meminimalisir bias atau subjektif dalam penulisan, termasuk interprestasi data berlebihan.
 
Pembekalan studi tersebut dihadiri luring oleh 100 orang penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (BPI Kemendikbudristek) Tahun 2022. Selain itu, 359 penerima BPI Kemendikbudristek lainnya hadir secara daring.
 
Sebagian besar peserta Pembekalan Studi di Kota Semarang adalah penerima BPI dari Universitas yang berlokasi di Kota Semarang, yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas 17 Agustus, Universitas Islam Sultan Agung, Politeknik Negeri Semarang, dan Universitas Muria Kudus.
 
“Pembekalan studi ini diharapkan mampu menjadi jembatan bagi penerima BPI untuk mempersiapkan diri menuju masa studi sebaik mungkin dan dapat lulus dengan menghasilkan kebermanfaatan ilmu bagi diri sendiri, masyarakat, pengembangan BPI, dan kemajuan bangsa,“ kata Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi, Anton Rahmadi.
 
Anton juga berharap pembekalan studi akan menumbuhkan semangat cinta Tanah Air, penguatan pola pikir, penanaman nilai-nilai integritas, nasionalisme, dan wawasan global pada penerima BPI Kemendikbudristek.
 
Baca juga: Penjelasan Lengkap Soal Metode Penelitian Kuantitatif: Contoh hingga Teknik Pengumpulan Data

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan