Keadaan ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, serta cita-cita reformasi yang dianggap tidak sesuai harapan, membuat orang-orang membandingkan kondisi Indonesia sekarang dan zaman Orde Baru. Makanya, kalimat ini cukup kesohor di beberapa kalangan.
Lantas, benarkah era Orde Baru lebih enak ketimbang era reformasi sekarang? Melansir Zenius, berikut ini kelebihan dan kelemahan Orde baru.
Kelebihan Orde Baru
Pada zaman Orde Baru, situasi politiknya memang lebih stabil dibandingkan pemerintahan sebelumnya, yaitu Orde Lama atau era pemerintahan Presiden Soekarno. Saat Orde Lama, sudah terjadi pergantian kabinet sebanyak sembilan kali.Situasi politik lebih stabil memang punya keuntungan tersendiri, antara lain pemerintah bisa fokus mengurus pertumbuhan ekonomi ketimbang sibuk dengan pergantian kabinet atau pun kebijakan.
Imbasnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang moncer di era Orde Baru. Dengan masa jabatan yang panjang, yaitu selama 32 tahun, Presiden Soeharto bisa membuat kebijakan yang berkelanjutan, dengan target pertumbuhan ekonomi jangka panjang, atau biasa disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Selanjutnya, Orde Baru juga memiliki hubungan politik luar negeri yang lebih baik. Kalau di era sebelumnya, yaitu Orde Lama, Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tahun 1965. Indonesia juga salah satu negara inisiator dari berdirinya ASEAN pada 8 Agustus 1967.
Baca: Rekomendasi 7 Universitas Swasta dengan Jurusan Teknik Informatik Terbaik
Kelemahan Orde Baru
Di era Orde Baru, terdapat banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), contohnya kayak serangkaian penembakan misterius (petrus), pembungkaman aktivis, Peristiwa Tanjung Priok, dan lain sebagainya. Intinya, pada era itu jadi aktivis kampus yang lantang mengkritik pemerintah memang agak ngeri-ngeri sedap.Selain itu, pemerintahan di era Orde Baru terkenal dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Kalau punya posisi oke di pemerintahan pada era Orde Baru ini, semua urusan lancar jaya!
Memang, pertumbuhan ekonomi Indonesia moncer di era ini. Tapi masalahnya, pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa saja. Kalau sekarang banyak orang yang ingin mengadu nasib di Jakarta, mungkin ini salah satu imbas ketidaksetaraan pembangunan peninggalan Orde Baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News