Direktur MainKata Translation sekaligus Ketua HPI Komda Jawa Timur Dewantoro Ratri. DOK Unair
Direktur MainKata Translation sekaligus Ketua HPI Komda Jawa Timur Dewantoro Ratri. DOK Unair

Belum Banyak yang Lirik, Alumnus Unair Bagikan Kiat Sukses Jadi Penerjemah dan Juru Bahasa

Renatha Swasty • 08 Desember 2022 16:56
Jakarta: Berkarier sebagai penerjemah dan juru bahasa belum banyak digandrungi orang-orang Indonesia. Padahal, pekerjaan itu punya potensi mendapat gaji besar.
 
Sobat Medcom yang mau jadi penerjemah atau juru bahasa, simak kiat suksesnya dari Direktur MainKata Translation sekaligus Ketua HPI Komda Jawa Timur Dewantoro Ratri:
 
Dewa mengungkapkan berkarier di industri bahasa, khususnya di bidang penerjemahan dan juru bahasa dapat dikatakan seperti meniti jalan sunyi. Dia mengatakan tidak banyak pelaku ataupun agensi di Indonesia yang berkecimpung dalam bidang penyediaan jasa bahasa.

Padahal, penyediaan jasa bahasa memiliki peluang tinggi di era saat ini. Dewa dengan berani mendirikan MainKata, agensi bahasa yang bergerak di bidang penerjemahan dan juru bahasa.
 
“Saya sangat cinta sastra jalan tol. Ada tulisan ‘Kotoranmu adalah sumber rezekimu’. Saya rasa dalam berwirausaha, permasalahan orang lain adalah titik awal yang baik untuk memulai sebuah usaha. Orang lain enggak bisa, kita yang harus menyediakan,” kata Dewa dalam kuliah tamu bertajuk Berwirausaha di Industri Bahasa: Kalkulasi X Nyali yang digelar Program studi Magister Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 8 Desember 2022.
 
Alumni Unair itu mengungkapkan keberhasilannya mendirikan MainKata tidak lepas dari konsep yang selalu ia tanamkan yaitu Kalkulasi VS Nyali. Dia bercerita sampai harus melepaskan pekerjaan utamanya sebagai guru untuk merintis agensi MainKata.
 
Sampai-sampai, pada awal masa perintisan, ia hanya menyiapkan biaya hidup selama tiga bulan untuk menjajal peruntungan kariernya sebagai juru bahasa.
 
“Modal MainKata ini diambil dari tabungan pribadi saya dan pada saat pembentukan belum ada klien tetap. Saya berpikir, MainKata hanya dipersiapkan untuk tiga bulan. Jika MainKata tidak berhasil, maka saya akan kembali menjadi guru lagi,” kata Dewa.
 
Singkat cerita, Dewa memiliki banyak job yang tidak bisa dihandle sendirian. Lalu, dia merekrut empat orang. Tiga tahun kemudian atau saat ini, MainKata masih berjalan dan dari mulanya hanya punya empat karyawan, sekarang jadi tujuh orang.
 
"Dan saat ini, kami sudah pindah kantor sebanyak tiga kali,” beber dia.
 
Dewa menyebut kunci utama menggapai keberhasilan di industri bahasa adalah berjejaring. Namun, berjejaring tidak sebatas saling tegur sapa dan selesai. Dia mengatakan berjejaring yang bagus memerlukan biaya atau modal.
 
“Saya pernah mendapat sertifikasi dan itu harus diambil di Jakarta. Saya berangkat ke Jakarta pakai uang tabungan yang seharusnya untuk bayar anak sekolah. Tapi, saya memutuskan untuk pergi karena pada saat itu ada dua event besar di mana para juru bahasa berkumpul,” tutur dia.
 
Dewa menyebut pada momen itu, dia manfaatkan waktu untuk mengenalkan diri. Dia mengenalkan diri sebagai Dewa, juru bahasa dan penerjemah Surabaya.
 
"Kalau ada job yang berlebihan bisa ke saya. Dan Alhamdulillah, hal itu berbuah hingga saat ini,” beber Dewa.
 
Dewa yakin konsep berjejaring akan membuka peluang besar dalam meniti karier di industri bahasa. Dia berpesan berwirausaha layaknya hidup yang tidak pernah berhenti.
 
Tidak ada titik, tetapi hanya ada koma. Apabila gagal, itu bukan berarti akhir dari segalanya. Bangkit, lalu buat berbagai perubahan yang dibutuhkan.
 
Baca juga: Ingin Jadi Orang Sukses? Terapin Kebiasaan Ini Yuk!

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan