Peneliti Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, Widya Fatriasari. DOK BRIN
Peneliti Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, Widya Fatriasari. DOK BRIN

Peneliti BRIN Bagikan Tips Meningkatkan Kualitas Karya Tulis

Renatha Swasty • 06 Maret 2023 12:29
Jakarta: Peneliti Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widya Fatriasari, membagi pengetahuan dan pengalamannya dalam publikasi karya tulis ilmiah di jurnal internasional.  Hal ini untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas periset dalam menghasilkan publikasi ilmiah.
 
"Self-motivation adalah yang paling penting sebagai motor penggerak untuk mencapai tujuan apa pun termasuk publikasi dan lainnya," kata Widya dalam Coaching Clinic #6 bertema "Strategi Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Jurnal Internasional Bereputasi Tinggi" dikutip dari laman brin.go.id, Senin, 6 Maret 2023.
 
Kedua, penyandang gelar periset terbaik Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Tahun 2022 itu menyebut periset harus selalu belajar upgrading baik science dan inovasi. Ketiga, cara memetakan kelemahan dan kelebihan lingkungan ekosistem riset dan belajar menempatkan diri untuk mencapai tujuan.

"Selanjutnya kita bisa menerapkan strategi dengan planning dan doing action," papar dia.
 
Periset yang sudah menghasilkan 167 publikasi baik nasional dan internasional serta 24 paten ini juga menjelaskan cara membangun kelompok riset yang kompetitif. Pertama, membuat roadmap pengembangan kelompok riset dalam hal SDM maupun program.
 
Kedua, membangun tim riset yang bertumbuh untuk menciptakan pemenang. Ketiga, fokus pada kompetensi kelompok riset dan mencoba memberi ruang untuk mengembangkan kompetensi individu.
 
Keempat, membangun jejaring kolaborasi dan branding kelompok riset. Terakhir, memanfaatkan peluang pendanaan seoptimal mungkin.
 
"Kelompok riset kami memanfaatkan kolaborasi dengan universitas baik nasional maupun inernasional dengan skema PKS (Perjanjian Kerja Sama) dan non PKS. Saya juga memanfaatkan Pusat Kolaborasi Riset dan berkomitmen untuk mencapai capaian yang dipersyaratkan," ujar dia.
 
Widya mengatakan kerja sama itu harus dilakukan di BRIN baik dalam kelompok riset atau antar kelompok riset di dalam Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk dalam satu organisasi riset dan lintas organisasi riset. Rencana yang akan dilakukan selanjutnya bekerja sama dengan pemerintah daerah selain dengan industri.
 
Dia menuturkan agar manuscript layak dipublikasikan, artikel harus memiliki ide menarik dan bermanfaat, original, memiliki ketertarikan luas di bidangnya, perlu diorganisasikan dan ditulis dengan baik, ringkas dan dapat disempurnakan di masa depan.
 
Widya juga menjelaskan cara membangun ide ialah dengan membaca literatur, komunikasi dengan teman, lalu membuat desain penelitian. Setelah riset, kemudian analisa data, smooting grafik dan gambar, membuat kerangka tulisan, lalu menulis dan membacanya lagi.
 
Dia menyebut tahapan pembangunan penelitian dan publikasi ialah dengan cara menetapkan target waktu penyelesaian keseluruhan rangkaian kegiatan penelitian. Lalu, mem-break down tahapan pencapaian seluruh kegiatan dan target waktu masing-masing sub kegiatan, diskusi rencana dan target output ke tim penelitian, keterlibatan tim secara utuh, dan monitoring kemajuan kegiatan serta komitmen diri sendiri untuk menyelesaikan draf.
 
"Publikasi merupakan seni merancang riset, mengambil data, presentasi data yang menarik, menuangkan pikiran secara integratif, dan mengelaborasi pemikiran didukung oleh referensi. Jika ada waktu luang, terima permintaan untuk review artikel, tulis apa yang diperoleh secara bertahap, dan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan," papar Widya.
 
Profesor riset bidang kepakaran riset Teknologi Bioproses, Konversi Biomassa ini juga menceritakan pencapaiannya yang relevan dengan inovasi dan pengalamannya berkontribusi dalam inovasi landscape Indonesia.
 
Kepala Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Akbar Hanif Dawam mengatakan karya tulis ilmiah menjadi bagian penting dari sebuah penelitian. Dia menyebut hasil penelitian periset tidak akan diketahui dan termanfaatkan oleh publik tanpa karya tulis ilmiah.
 
"Coaching clinic yang kedua pada 2023 ini merupakan upaya kita untuk membangun kualitas dan kemampuan kita dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Ini menjadi upaya kita bersama untuk terus melakukan continuos improvement untuk perbaikan kapasitas periset," ujar Dawam.
 
Dawam menyebut narasumber patut menjadi teladan dan contoh dapat menghasilkan capaian. Dia juga mendorong periset untuk terus meningkatkan publikasi dalam 10 bulan ke depan secara efektif.
 
"Semoga kita mendapatkan knowledge dan pengalaman langsung dalam coaching clinic kali ini sehingga membantu aktivitas kita sebagai periset," ujar dia.
 
Baca juga: IPB: Jurnal Adalah Corong Reputasi Akademik

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan