"Konsep pendidikan Pancasila ini sudah lama digaungkan Ki Hadjar Dewantara yang dikenal dengan Tringa. Ngerti, ngrasa, nglakoni," kata Sutrisna dalam diskusi daring, Kamis, 16 Juli 2020.
Konsep 'ngerti', kata Sutrisna, adalah bagaimana siswa bisa memahami dengan akal apa yang menjadi nilai Pancasila. Siswa harus paham esensi dari lima dasar negara.
"Paham bukan hanya soal kalimat tapi maknanya. Makna berketuhanan, berkemanusiaan, saling tolong begitu ya," lanjut Sutrisna.
Sedangkan 'ngrasa' dimaknai sebagai penghayatan nilai Pancasila dengan perasaan. Siswa harus bisa merasakan keberagaman yang ada di Tanah Air untuk tumbuh bersama.
Baca: Cermat Memilih Kegiatan untuk Anak di Masa Pandemi
"Sedangkan 'nglakoni' itu siswa bisa menjalankan nilai yang ada dengan bersungguh-sungguh. Meski kita mengalami banyak perubahan, nilai-nilai Pancasila harus terus kita jalankan sebagai karakter orang Indonesia," lanjut dia.
Secara konteks, kata dia, tiga konsep ini akan berlaku sepanjang masa. Dia tidak ingin kemajuan teknologi mendegradasi karakter Pancasila.
"Pendidikan Pancasila dan penguatan karakter ini akan selalu adaptif. Baik konteks global maupun nasional. Siswa boleh berakselerasi, tapi pendidikan Pancasila tidak bisa dipisahkan. Kita harus komitmen dalam menerapkan Pancasila dan menempatkannya sebagai satu urgensi," ucap Sutrisna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News