Ilustrasi/Freepik
Ilustrasi/Freepik

Pakar Unair Beberkan Beda Gerd dan Asam Lambung, Ternyata Begini Cara Mencegahnya

Citra Larasati • 31 Maret 2024 10:00
Jakarta:  Gerd dan asam lambung menjadi dua gangguan kesehatan yang cukup sering kita dengar.  Sumber sakitnya sama-sama pada bagian perut dan pencernaan, namun jika sedang kumat, rasa sakitnya dapat dirasakan oleh organ tubuh di bagian lain.
 
Karena sama-sama bersumber dari sekitar perut dan organ pencernaan, maka masih banyak orang yang mengira gerd dan asam lambung adalah dua penyakit yang sama.  Padahal menurut Konsultan Khusus Penyakit Lambung dan Liver, Prof. Muhammad Miftahussurur dr Sp PD-KGEH PhD, gerd dan asam lambung memiliki perbedaan pada gejala dan penyebabnya.
 
Gerd dan asam lambung mungkin tidak terdengar asing. Namun, masih banyak masyarakat yang menganggap keduanya adalah sama. Meski sama-sama gangguan pada organ pencernaan, asam lambung dan gerd memiliki perbedaan pada gejala dan penyebabnya. 

Miftahussurur menegaskan, meski berbed namun keduanga sebenarnya saling berkaitan.  Penyebab asam lambung adalah bakteri, pengaruh obat-obatan, atau gaya hidup dan pola diet. “Namun, sebagian besar gerd disebabkan oleh kadar asam pada sel-sel dinding lambung yang naik, dari lambung ke kerongkongan,” tambahnya, dilansir dari laman Unairnews, Minggu, 31 Maret 2024.

Perbedaan gejala gerd dan asam lambung

Gerd dan asam lambung juga berbeda dari sisi gejalanya. Gejala pada gerd dapat berupa gejala intestinal maupun di luar intestinal. “Gejala intestinal dapat berupa mual, panas, dan nyeri di dada. Di luar itu, dapat terasa sesak, asma, dan bisa juga berupa gigi kuning hingga rasa pahit di mulut,” jelas Miftah. 
 
Sedangkan pada asam lambung, gejala yang kerap dirasakan umumnya rasa tidak nyaman pada bagian perut. “Pada asam lambung, biasa berupa kembung, nyeri perut, mudah merasa penuh, dan sebagainya,” ungkap wakil rektor ini.

Bagaimana cara menjaga kesehatan lambung?

Konsumsi obat-obatan seperti antasida atau golongan proto pump mungkin dapat menjadi solusi ketika penderita mengalami kambuh. Namun, jika dikonsumsi secara berkala dikhawatirkan akan memicu reborn effect.
 
Yakni, efek balik yang lebih tinggi dari kondisi sebelum mengonsumsi.  Karena itu, ada baiknya bagi seorang penderita gerd dan asam lambung istilah lebih baik mencegah dari pada mengobati sangat penting.
 
Menjaga kesehatan lambung dengan mengatur pola hidup dan pola makan yang sehat sangat dianjurkan. “Sehari-hari bisa melalui pola hidup yang baik, makan yang teratur, dan menghindari konsumsi obat yang dapat merangsang produksi asam berlebih atau yang menghilangkan cairan pelindung lambung, yaitu cairan mukus,” katanya. 

Perhatikan 3 Hal Ini

Miftah juga menyarankan tiga hal ini:
  1. Mengatur waktu makan dan waktu tidur. Misalnya dengan tidak makan selama dua jam sebelum tidur. Karena, makanan yang belum selesai dicerna berpotensi kembali naik ke atas.  “Karena saat tidur, tidak ada pengaruh gaya gravitasi yang membawa makanan untuk mengosongkan lambung ke usus halus. Nanti, makanan yang ada di lambung kembali ke atas. Karena, posisi tenggorokan dan lambung pada saat tidur menjadi sejajar,” ujarnya. 
  2. Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat. Dengan tidak menggunakan pakaian yang ketat, akan mengurangi tekanan pada lambung. Makanan di lambung tidak kembali naik dan lebih mudah dicerna. Karena, tekanan lambung tidak terlalu tinggi. 
  3. Menganjurkan untuk melakukan buang air besar (BAB) secara rutin setiap hari. “Pengosongan usus besar akan menurunkan tekanan di daerah hilir,” ungkapnya. 
Ia juga menekankan, jika melalui poin-poin di atas tidak mengurangi keluhan pada lambung, bersegeralah konsultasi dengan dokter. Sehingga akan mendapat penanganan yang lebih cepat dan tepat. 
 
Baca juga:  7 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan