Melon besutan peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini memiliki penampakan seperti buah apel. Inventor melon Hikapel, Budi Setiadi Daryono, mengungkapkan kelahiran melon Hikapel berawal dari keluhan emak-emak perkumpulan sosialita di Yogyakarta dan Jakarta.
Pada 2011, emak-emak tersebut ditawari produk hasil risetnya, yaitu Melodi Gama 1, 2, dan 3 serta melon GMB dan Tacapa yang dirakit dari 2008-2010. Namun, mereka mengeluhkan berat dan besarnya buah melon pada umumnya. Bahkan, besar dan berat melon ada yang menyerupai buah semangka. Kondisi itu menjadikan buah tidak praktis dibawa maupun dikonsumsi.
“Ribet katanya, selain itu juga tidak habis sekali makan karena besar sehingga harus disimpan di kulkas yang tentunya memakan tempat,” beber Budi dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 9 Januari 2023.
Selepas pertemuan tersebut, Budi dan tim tancap gas merakit kultivar melon baru seperti permintaan emak-emak sosialita. Akhirnya di 2012, bersamaan dengan lahirnya putra bungsunya yaitu Fadhil Hikari Setiadi yang biasa dipanggil Hika, lahirlah juga buah melon Hikadi Apel yang buahnya menyerupai apel dengan ukuran handy tidak lebih dari 1 Kg.
Hikapel yang dikembangkan dari hasil riset pendanaan RISPRO KPDP Kemenkeu pada 2015-2017 menjadi sering disebut sebagai handy melon atau melon yang sebesar genggaman tangan. Melon hikapel ini berukuran kecil yakni 300-800 gram per buah.
Meski memiliki ukuran relatif kecil, melon ini tetap miliki rasa melon pada umumnya dan memiliki aroma harum. Rasanya tetap manis dengan daging buah berwarna oranye, berbeda dengan melon pada umumnya yang berwarna hijau.
“Melon Hikapel ini mengandung senyawa betakaroten yang cukup tinggi dan berguna bagi kesehatan mata, kaya antioksidan serta mengandung vitamin C dan beberapa mineral lainnya,” papar Dekan Fakultas Biologi UGM ini.
Kulit melon Hikapel memiliki gradasi warna dari krem hingga oranye. Gradasi warna tersebut menjadi penanda tingkat kematangan buah.
Hikapel bisa dikonsumsi ketika kulit buah sudah berwarna krem, tetapi untuk mendapatkan rasa manis sempurna carilah Hikapel dengan warna kulit yang telah berubah menjadi oranye. Selain sarat dengan kandungan gizi, melon jenis ini juga memiliki masa tanam relatif lebih cepat ketimbang melon pada umumnya yakni 60 hari. Sementara itu, tanaman melon pada umumnya memiliki masa tanam 90 hari.
“Kalau melon Hikapel ini harga jualnya Rp35 ribu per Kg-nya di sekitar Yogya. Sedangkan melon pada umumnya per kilogramnya Rp10 ribu. Jadi, nilai ekonominya cukup besar,” ujar dia.
Kehadiran melon Hikapel ini disambut positif masyarakat. Hikapel berhasil menembus pasar perdagangan buah yang cukup kompetitif.
Buah ini banyak dijumpai di sejumlah swalayan atau retail di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jabodetabek. Melon ini juga dikembangkan menjadi salah satu produk ekspor buah-buahan Indonesia.
Melalui kolaborasi dengan beberapa perusahaan nasional dan internasional, Budi dan tim bergerak memproduksi buah dalam skala besar dan memasarkan untuk konsumen dalam dan luar negeri. Budi dan tim juga menjalin kerja sama dengan mitra dalam pengembangan benih melon Hikapel. Sehingga, benih melon ini siap dipasarkan sebagai benih unggul untuk menguatkan industri benih nasional.
Baby melon
Inovasi terhadap melon terus dilakukan oleh Budi dan tim. Setelah era handy melon di Indonesia, pada 2021 diluncurkan lagi baby melon hikapel. Melon dengan ukuran lebih kecil dan mudah dibawa keman-mana. Besarnya seukuran apel pada umumnya dengan bobot hanya 250 gram per buah.“Ukuran buahnya mini, karakteristiknya sama dengan melon Hikapel. Namun, dari segi rasa baby melon Hikapel memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan aroma wangi yang khas," beber dia.
Baby melon hikapel juga mempunyai kemiripan permukaan kulit dengan buah apel yang halus dan mulus. Sementara itu, buah melon pada umumnya, permukaan kulit buah kasar dan memiliki pola khas.
Keunggulan lain, baby melon Hikapel tidak terkontaminasi senyawa ethrel berbahaya serta rendah pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi.
“Varietas ini sudah tercatat dalam Daftar Umum PVT dan terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, ditanam dengan aman sehingga bebas dari senyawa ethrel dan pestisida,” ujar dia.
Selama kurang lebih 25 tahun terakhir fokus meneliti melon, Budi dan tim telah menghasilkan inovasi sebanyak 17 produk dengan 16 di antaranya bisa dikonsumsi. Sementara itu, satu lainnya tidak dapat dikonsumsi yakni gama melon parfum yang dimanfaatkan dalam industri kosmetik seperti untuk bahan baku parfum, shampo, dan lainnya. Melon-melon hasil riset tersebut dibudidayakan di sejumlah tempat di Yogyakarta, yaitu Madurejo, Kalasan, dan Panggang.
Baca juga: VRIPE-Health, Inovasi UGM Buat Simulai Praktik Mahasiswa Kesehatan di Metaverse |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id