Rektor IPB University Arif Satria. Zoom
Rektor IPB University Arif Satria. Zoom

Kampus Harus Siap Jadi Pusat Riset dan Pengembangan Industri Pangan

Arga sumantri • 19 November 2020 21:04
Bogor: Rektor IPB University, Arif Satria, mengungkapkan perguruan tinggi harus siap menjadi pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D) pangan ke depan. Hal ini diungkapkan Prof Arif dalam acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
 
Menurut Arif, perguruan tinggi menjadi mitra penting dalam pengembangan industri pertanian dan pangan masa depan. Sebab, perguruan tinggi memiliki peran riset dan pengembangan yang mampu menghasilkan sejumlah inovasi. 
 
"Perusahan atau industri bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan R&D, daripada membangun R&D sendiri. Hal ini bisa menciptakan efisiensi dan juga simbiosis mutualisme antara perguruan tinggi dengan industri," jelas Arif melalui keterangan tertulis, Kamis, 19 November 2020.

Arif mengatakan, IPB University telah membuka Science and Technology Park (STP) agar para pelaku industri bisa berkantor di kampus, dan berkolaborasi dengan kampus. Ia meyakini hal ini bisa menjadi jembatan agar hilirisasi inovasi bisa dipercepat.
 
Baca: Mahasiswa UNS Kembangkan Limbah Bubut Menjadi Baterai
 
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) ini menambahkan inovasi pangan ke depan setidaknya mencakup empat hal. Pertama, inovasi yang mengarah pada perbaikan ekosistem dan lingkungan. 
 
Terkait hal ini, IPB University telah mengembangkan sistem yang bisa mendeteksi kebakaran hutan enam bulan sebelum kejadian. IPB University juga mengembangkan alat yang bisa mendeteksi perubahan tata guna lahan secara smart.
 
Kedua, inovasi untuk peningkatan produktivitas yang berbasis pada teknologi 4.0. Ketiga, inovasi untuk diversifikasi pangan dan substitusi impor yang berbasis bahan baku lokal. Keempat, inovasi sosial, seperti Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), One Village One CEO, dan Desa Presisi.
 
"Keempat jenis inovasi ini perlu kita dorong karena inovasinya yang bersifat inklusif, presisi dan berkelanjutan. Inklusif berarti inovasi harus menyentuh masyarakat lapisan menengah ke bawah, juga menyentuh yang industri besar dalam konteks peningkatan daya saing," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan