Ketua Kelompok Keahlian Applied Information Systems Dedy Rahman Wijaya mengatakan aplikasi ini akan menghimpun data tren peningkatan jumlah pasien positif, sembuh, dan meninggal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sedangkan, data sebaran korona di dunia dihimpun dari Jhons Hopkins University (JHU) Center for System Science and Engineering (CSSE).
"Aplikasi yang kami kembangkan tidak hanya menampilkan jumlah kasus, tetapi juga menganalisis data secara online menggunakan algoritma kecerdasan buatan untuk menentukan analisis laju pertumbuhan, status area/wilayah," kata Dedy melalui siaran pers, Rabu, 15 April 2020.
Baca: Unpad Buka Layanan Konseling Daring
Ia menyampaikan data itu juga dihimpun secara berkala dan diolah menggunakan beberapa metode. Misalnya, metode untuk mengukur laju penularan, kesembuhan dan kematian, menggunakan gardient kurva linier. Sedangkan, untuk menganalisa korelasi menggunakan koefisiensi Kendall.
"Lalu yang terakhir menghitung nilai case fatality rate (CFR) untuk pemeringkatan seluruh negara secara real time," ujar Dedy.
Dedy menambahkan aplikasi tersebut dapat mengolah data yang diformat ke dalam grafik. Selain itu, aplikasi juga dapat memetakan persebaran covid-19 dalam bentuk peta interaktif.
"Sistem yang kami bangun juga menyediakan akses download data set, di mana data ini dapat diakses dengan mudah dan dapat digunakan oleh para peneliti untuk penelitian tentang covid-19," ujarnya.
Dedy berharap langkah ini jadi bentuk kontribusi para peneliti di Indonesia untuk bersama-sama mencegah penyebaran covid-19 di seluruh dunia.
?
"Kami berharap aplikasi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umum serta para peneliti lain yang akan meneliti lebih lanjut tentang persebaran covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia," jelasnya.
Informasi lengkap tentang perkembangan penanganan pandemi covid-19 bisa langsung diakses di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News