Penelitian diketuai dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Feri Kusnandar. Sementara itu, anggota peneliti, yakni Slamet Budijanto, Eko Hari Purnomo, Faleh Setia Budi, Siti Nurjanah, dan Dias Indrasti.
Slamet menjelaskan keunggulan beras analog itu bentuknya mirip beras, bahan bakunya fleksibel dengan dapat memanfaatkan berbagai bahan baku lokal non-beras sumber karbohidrat dan protein. Dia menyebut sumber karbohidrat non beras kurang populer karena aspek sosial budaya.
Dia menuturkan belum ada kendaraan yang mampu mengantarkan berbagai sumber karbohidrat non beras ke meja makan keluarga Indonesia. Slamet menyebut kendaraan paling pas adalah tepung karena mudah diolah menjadi berbagai produk pangan.
“Selain itu, produk dapat divariasikan, dapat disajikan berbagai kuliner, harga terjangkau dan bisa menjadi kendaraan untuk diversifikasi pangan,” jelas Slamet dalam Talk Show Beras Analog Ubi Jalar Ungu yang digelar IPB University dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 November 2022.
Sementara itu, ahli gizi dari Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Mira Dewi, mengatakan beras analog bisa menjadi alternatif atau pengganti nasi yang sangat menarik, seperti beras analog dari ubi jalar ungu. Dia menyampaikan gambaran detail terkait kandungan nilai gizi dan manfaat ubi jalar ungu yang kaya akan karbohidrat kompleks, serat, besi, vitamin B2, vitamin C, vitamin dan lainnya.
Dalam kegiatan ini juga digelar lomba mengolah beras analog ubi jalar ungu menjadi aneka olahan menarik. Ketua Agrianita IPB University, Neno Arif Satria, menjadi juri lomba.
“Satu hal, saya acungi dua jempol karena hasil olahan dari beras analog ini sangat beragam sekali. Ternyata memang betul, tidak semua beras itu cocok untuk dibuat menjadi aneka makanan,” tutur dia.
Wakil Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University Tri Prartono menyampaikan persoalan pangan adalah persoalan yang tidak ada habisnya. Acara ini digelar dalam rangka launching produk sebagai rangkaian kegiatan program Matching Fund Komersialisai Beras Analog Berbahan Umbi-umbian Lokal.
Dia mengatakan IPB University sudah banyak mengembangkan produk pangan, salah satunya beras analog. Ada beras analog dari jagung, singkong, sagu, porang, dan sebagainya.
“Jadi, ini adalah sumber daya yang luar biasa. Namun, persoalannya pada saat ini tidak semuanya ditangkap oleh pasar. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana penyajian beras analog agar bisa diterima masyarakat. Dengan adanya variasi yang lain inilah, menjadi tantangan bagi kita,” kata Tri.
Dia berharap LKST dapat mendukung hal ini. Termasuk, penembangan inovasi pangan dalam lima tahun ke depan.
"Mudah-mudahan talkshow hari ini bisa memberikan informasi yang jelas sehingga diharapkan mampu menimbulkan ide-ide baru sehingga ini akan mempercepat hilirisasi inovasi. Khususnya produk pangan yang dihasilkan oleh staf atau peneliti di IPB University," tutur dia.
Baca juga: Manfaatkan Bobot Truk, Mahasiswa IPB Ciptakan Alat Pengangkat TBS Sawit |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News