"Ini merupakan terobosan dan waktu pemeriksaan juga tidak terlalu lama, kalau tidak salah sekitar 1,5 jam dan ini akan mempercepat dan memberikan kepastian," kata Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ Ka BRIN), Bambang Brodjonegoro, dalam konferensi pers daring, Kamis, 25 Maret 2021.
Alat ini dinilai lebih cepat mengeluarkan hasil dibandingkan dengan swab tes PCR. Selain itu alat ini juga dapat menjadi alternatif dari ketidaknyamanan saat melakukan tes usap atau swab tes.
"RT Lamp saliva ini bisa menjawab dan ini mudah-mudahan dapat membuat orang lebih mau untuk diperiksa, tidak takut lagi dicolok," jelasnya.
Baca juga: RT Lamp Resmi Diluncurkan, Alat Deteksi Covid-19 Menggunakan Air Liur
Selain nyaman, akurasi dari RT Lamp Saliva juga sangat baik. Bambang menyebut jika tingkat sensitifitasnya berada di angka 94 persen dan spesifisitas 987 persen.
Hal ini membuat kemampuan RT Lamp Saliva lebih baik daripada Rapid Antigen. Sekaligus mendekati kemampuan swab tes.
"Kalau kita bandingkan dan ternyata tingkat akurasi sangat tinggi atau mendekati pcr swab, ini merupakan terobosan yang sangat berarti bagi upaya kita untuk meningkatkan testing dan tracing," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News