Dikutip dari laman itb.ac.id, Prof. Dr. Ir. Subagjo, DEA, Prof. Dr. Ir. I.G.B. Ngurah Makertihartha, dan Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S., dari Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB berkomitmen bersama-sama melakukan kembali penelitian katalis di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis.
Penelitian melibatkan mahasiswa strata 1, strata 2, maupun strata 3 yang juga tertarik dan ingin berkontribusi dalam pengembangan katalis. Hal tersebut karena peneliti memiliki cita-cita agar karya mahasiswa tidak selesai sebatas tugas akhir.
"Kita inginnya lebih dari itu, yaitu harus bisa betul-betul bisa dimanfaatkan khususnya oleh bangsa dan negara sendiri secara nasional, salah satunya digunakan di industri,” ujar Melia dikutip dari laman itb.ac.id, Jumat, 22 Desember 2023.
Hal tersebut sejalan dengan latar belakang penamaan Katalis Merah Putih yang resep, prosedur, hingga proses pembuatannya merupakan karya anak bangsa. Melia menyebut penelitian tidak sebentar karena seluruh aspek dilihat dari berbagai sisi dan diuji coba di berbagai skala.
Pihaknya juga terus mencoba menjalin kolaborasi dengan industri agar katalis buatan Indonesia dapat digunakan oleh bangsa sendiri. Terlebih, 90 persen industri kimia menggunakan katalis.
Katalis merupakan zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan. Dengan menggunakan katalis produksi karya anak bangsa, hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Ketergantungan impor katalis selama ini dapat terkikis.
Melia yang juga Wakil Kepala Center for Catalysis and Reaction Engineering Institut Teknologi Bandung (CaRE ITB) atau Pusat Rekayasa Katalisis (PRK ITB) berbagi perjalanan Katalis Merah Putih yang terus berkembang hingga kini. Seiring waktu, CaRE ITB bekerja sama dengan berbagai pihak, baik BUMN maupun industri untuk mengembangkan katalis merah putih.
Perjalanan Katalis Merah Putih
Pada 2005, Subagjo mendapatkan kesempatan mengembangkan katalis Naphtha Hydrotreating (NHT) untuk kilang Pertamina. Pada 2007, formula katalis berhasil diperoleh.Pada 2009, uji coba dilakukan dalam skala cukup besar di reaktor Pertamina dengan kapasitas 3-4 ton. Setelah didapat hasil yang memuaskan, katalis tersebut akhirnya digunakan dalam skala yang lebih besar di sejumlah kilang Pertamina.
Setahun sebelumnya atau pada 2008, CaRE ITB mulai mengembangkan katalis yang mengonversi minyak sawit menjadi diesel. Pada 2011, Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB bekerja sama dengan Research Technology Center (RTC) Pertamina dan telah menghasilkan berbagai katalis hydrotreating.
Sejak 2011, lebih dari 150 ton katalis hydrotreating telah diproduksi dan digunakan di 8 reaktor di 5 kilang Pertamina. Setelah itu, pada 2012, Research and Technology Innovation (RTI) Pertamina dan CaRE ITB membuat katalis yang mengonversi minyak inti sawit menjadi bahan baku bioavtur.
Pada 2014, Katalis Merah Putih semakin populer seiring kerja sama ITB dan RTI Pertamina membuat katalis untuk biofuel. Kerja sama antara Pertamina dan ITB berlanjut terkait pengembangan katalis dengan penempatan alat multipurpose microreactor di laboratorium teknik reaksi kimia dan katalisis di ITB Kampus Ganesha pada 22 September 2017.
Hal tersebut menjadi salah satu wujud kepercayaan Pertamina yang telah bekerja sama dengan Lab TRKK, Prodi Teknik Kimia, FTI, ITB, sejak akhir 1999, yang terlibat dalam evaluasi dan seleksi katalis di Pertamina. Di tahun yang sama, terjalin kerja sama dengan BPDP Sawit untuk mengubah minyak sawit menjadi bensin. Penelitian ini meneruskan penelitian yang sudah dilakukan Prof. Subagio pada 1982.
Baca juga: Katalis Merah Putih, Wujud Kemandirian Rekayasa Reaksi Kimia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id