Aplikasi TOMO bikinan UGM. DOK UGM
Aplikasi TOMO bikinan UGM. DOK UGM

UGM Ciptakan Aplikasi TOMO Bantu Pasien Tuberkulosis Resisten Obat

Renatha Swasty • 23 Maret 2023 20:13
Jakarta: Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. WHO menyebut Indonesia menjadi salah satu negara dengan beban TB tertinggi di dunia.
 
Pengobatan TB tidak mudah karena membutuhkan proses enam bulan pengobatan. Selain itu, efek samping obat yang ditimbulkan membuat tidak sedikit pasien menyerah di tengah proses pengobatan dan mengalami TB resisten obat (TB RO).
 
Pengobatan TB RO semakin tidak mudah dan bisa berjalan selam 9-11 bulan untuk standar jangka pendek, bahkan 18-24 bulan untuk jangka panjang. Komitmen panjang pasien untuk minum 3-7 obat setiap hari dalam jangka waktu lama mendorong adanya pengawas menelan obat (PMO).

Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada (UGM) berinisiatif mengembangkan teknologi yang mempermudah komunikasi pengawasan dalam minum obat pasien TB. Inovasi ini berupa aplikasi mobile bernama TOMO (Tuberkulosis Monitoring).
 
"Inovasi berupa TOMO ini untuk mendukung keberhasilan penanganan tuberkulosis resisten obat," papar Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM, Riris Andono Ahmad, dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 23 Maret 2023.
 
Andono menjelaskan TOMO merupakan aplikasi seluler terpadu yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan tuberkulosis resisten obat. Aplikasi ini diharapkan mampu menjembatani kesinambungan layanan manajemen klinis TB.
 
Selain itu, TOMO bisa menjadi medium mempercepat penanganan efek samping yang dialami pasien TB RO.
Riris berharap kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini bisa mengurangi kemungkinan pasien berhenti pengobatan sehingga menekan kemungkinan resistensi obat yang lebih luas.
 
"TOMO berpotensi besar membantu pasien TB RO dalam menyelesaikan pengobatan mereka karena didesain sesuai kebutuhan pasien dan PMO," jelas dia.
 
Terdapat dua aplikasi TOMO, yakni TOMO bagi pasien beserta keluarga dan TOMO CM untuk tenaga kesehatan. Fitur pada kedua aplikasi tersebut memiliki perbedaan sesuai peran masing-masing.
 
TOMO untuk pasien menitikberatkan fitur mengirimkan informasi telah meminum obat, fitur pengingat otomatis minum obat, fitur menyampaikan keluhan yang dialami, dan dilengkapi informasi edukatif untuk pasien.
 
Sementara itu, TOMO CM mempermudah case manager dan pihak puskesmas merespons keluhan pasien, mengatur jadwal kunjungan pasien, dan memvalidasi informasi minum obat pasien setiap hari. TOMO CM juga mempermudah tenaga ahli klinis mengobservasi keluhan pasien secara real time, melihat jadwal kontrol rutin pasien, serta memberikan rangkuman informasi minum obat dan keluhan pasien.
 
Aplikasi TOMO telah diimplementasikan di tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr. Moewardi, RSUP Surakarta, dan RS Paru Respira sejak 2021. Penggunaanya tersebar di 11 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sebanyak 53 pasien di Jawa Tengah dan 23 puskesmas dari delapan kabupaten telah menjadi pengguna aktif TOMO.
 
Kehadiran aplikasi ini mendapatkan respons positif dari pasien/keluarga pasien dan tenaga kesehatan. Survei tim PKT UGM kepada pengguna TOMO menunjukkan tingkat kepuasan pengguna hampir sempurna (95,5 persen) dan sebagian besar pengguna (68,2 persen) akan merekomendasikan TOMO ke orang lain.
 
Lalu, aplikasi ini dinilai berhasil menjembatani pasien dengan tenaga kesehatan dengan hampir seluruh keluhan efek samping pasien (99 persen) mendapatkan tanggapan tenaga kesehatan sekitar 22 menit setelah keluhan diterima. Riris menjelaskan ke depan TOMO akan terus dikembangan dan diperluas penggunaannya.
 
Dalam waktu dekat, akan disusun Application Programming Interface bersama Digital Transformation Office Kemenkes. Pengembangan akan berfokus mengintegrasikan data RS rujukan TB dan puskesmas untuk mencapai perawatan kolaboratif pasien TB RO.
 
Baca juga: Uji LF-LAM bagi Penderita TB-HIV Hasil Kolaborasi Kemenkes dan Abbott

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan