Penelitian yang didukung oleh pendanaan KONEKSI Research Grant Pilot mencerminkan kolaborasi inklusif dan berkelanjutan antara Indonesia dan Australia.
Penelitian berfokus pada peran perempuan dalam mitigasi dampak perubahan iklim ini, diketuai oleh Ns. Suryane Sulistiana Susanti, M.A., PhD, dengan tim peneliti Indonesia yang terdiri dari Ns. Rona Cahyantari Merduaty, S.Kep., M.AdvN., Ns. Indah Permata Sari, M.Kep., Sp.Kep.Kom., dan Dessie Wanda, Ph.D. Kolaborasi juga melibatkan A/Prof. Zerina Lokmic-Tomkins, PhD dari Monash University serta A/Prof. Ann Borda, PhD dari University of Melbourne.
Pemaparan hasil penelitian dalam kesempatan diskusi publik ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran publik terhadap masalah perubahan iklim bila dikaitkan dengan dampak kesehatan.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan Perempuan
Dampak kesehatan akibat perubahan iklim menjadi fokus utama penelitian ini. Terutama pada perempuan yang berperan sebagai pengasuh utama dalam keluarga.Salah satu bencana dari perubahan iklim adalah banjir Rob. Banjir rob kerap terjadi di berbagai wilayah di Indonesia tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan tetapi juga meningkatkan risiko penyakit seperti infeksi kulit, demam, gangguan pernapasan, serta kelelahan akibat membersihkan sisa banjir.
Baca juga: Letusan Gunung Berapi Paling Ekstrem di Tata Surya Terjadi di Io Bulan Milik Jupiter |
Meskipun banyak perempuan telah memahami konsep perubahan iklim dan berupaya melakukan mitigasi seperti penanaman pohon, namun sebagian lainnya masih belum mengetahui langkah konkret yang dapat dilakukan akibat kurangnya panduan teknis dari pihak berwenang.
Hasil riset menemukan sejumlah solusi efektif yang bisa dilakukan menghadapi situasi perubahan iklim tersebut, di antaranya adalah pengelolaan limbah yang lebih baik, peningkatan pendidikan dan edukasi, pelatihan pemberdayaan perempuan dalam menciptakan nilai ekonomi, serta pelatihan kader kesehatan berbasis siklus kehidupan manusia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran perempuan dalam menghadapi dampak perubahan iklim secara efektif.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menggelar diskusi publik mengenai peran penting pemberdayan perempuan dalam mitigasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim.
Diskusi publik ini juga menegaskan pentingnya peran perempuan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Namun, upaya ini tidak dapat dilakukan secara mandiri.
Diperlukan pembinaan dan edukasi dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi perempuan, khususnya kader kesehatan, dalam menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan. Dengan pemberdayaan yang tepat, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Kolaborasi Internasional
Perjalanan panjang dalam melakukan penelitian ini, menyadarkan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi isu perubahan iklim. Dukungan dari Monash University dan University of Melbourne memberikan wawasan baru mengenai strategi mitigasi yang telah diterapkan di Australia.Sementara itu, pendanaan dari KONEKSI Research Grant Pilot menjadi bukti nyata komitmen pemerintah Australia dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Diharapkan melalui penelitian ini, jaringan peneliti lintas negara semakin kuat dan berkelanjutan.
Ketua tim Penelitian, Suryane Sulistiana Susanti menyatakan, “ Perubahan iklim bukan hanya masalah masyarakat perkotaan, tetapi juga berdampak besar pada masyarakat pedesaan. Sayangnya, minimnya akses informasi dan perhatian pemerintah menyebabkan banyak peristiwa seperti banjir rob dan kekeringan tidak diidentifikasi sebagai akibat dari perubahan iklim," terangnya.
Dengan terselenggaranya diskusi publik secara daring ini diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya tindakan kolektif dalam menghadapi perubahan iklim serta mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam mitigasi dampak yang ditimbulkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News