TB-Scan. DOK BRIN
TB-Scan. DOK BRIN

TB-Scan, Alat Diagnostik Tuberculosis di Paru dan Ekstra Paru Pertama di Dunia Karya BRIN dan Kimia Farma

Renatha Swasty • 11 Oktober 2022 12:58
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT Kimia Farma Tbk meluncurkan produk inovasi, yaitu TB-Scan atau Kit Ethambutol. TB Scan diklaim sebagai satu-satunya alat di dunia yang mampu mendiagnosis Tuberculosis (TB) di dalam dan luar paru.
 
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodesimetri (PRTRRB) BRIN, Tita Puspitasari, menyebut Indonesia menduduki peringkat ketiga dari jumlah penderita TB di dunia setelah India dan Cina. TB merupakan penyakit menular dan dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
 
Dia mengatakan selain menginfeksi organ paru, bakteri Mycobacterium tuberculosis juga menyerang organ lain, seperti otak, tulang, kelenjar getah bening, persendian, dan lainnya. Metode deteksi bakteri TB yang tersedia saat ini hanya dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi TB pada organ paru, sedangkan infeksi TB ekstra paru sulit dilakukan.

“PT Kimia Farma Tbk dan BRIN bersama-sama meluncurkan produk hasil inovasi anak negeri, peneliti dari BRIN yaitu TB-Scan, yang merupakan satu-satunya produk di dunia yang dapat mendiagnosnik penyakit tuberkolosis di paru dan ekstra paru,” ujar Tita dikutip dari laman brin.go.id, Selasa, 11 Oktober 2022.
 
Tita menuturkan TB Scan memiliki tingkat akurasi, sensitivitas, spesifitas, positive predictive value, dan negative predictive value yang baik. “Kit Radiofarmaka ini lebih diunggulkan,” papar dia.
 
Dia berharap dengan resmi diluncurkannya TB-SCAN, kapasitas industri farmasi nasional terutama yang berbasis radiofarmaka bisa diperbesar dan diperkuat. Saat ini, pasokan radiofarmaka masih didominasi produk impor, padahal pasar dalam negeri sebetulnya masih cukup besar.
 
"Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan industri farmasi nasional untuk melangkah lebih lanjut ke proses alih teknologi,” tutur dia.
 
TB-Scan merupakan produk inovasi Kit Radiofarmaka pertama di dunia untuk deteksi TB. Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk telah menghilirisasi Kit Radiofarmaka lain yang diteliti oleh PRTRRB – BRIN, seperti Kit MDP untuk deteksi pencitraan tulang, Kit DTPA untuk deteksi perfusi ginjal dan Kit MIBI untuk deteksi perfusi jantung.  
 
"Kedepannya kami berkomitmen untuk senantiasa mengsukseskan hilirisasi penelitian lainnya untuk dirasakan manfaatnya,” tutur dia.  
 
Pengembangan TB-Scan atau Kit Ethambutol ini dimulai sejak 2015. Namun, jauh sebelumnya penelitian ini dilakukan di laboratorium PRTRRB di Bandung, kemudian dilanjutkan penelitian untuk peningkatan kapasitas produksi di laboratorium PRTRRB di Serpong.
 
Peneliti Ahli Muda PRTRRB sekaligus Tim Peneliti TB-Scan, Wening Lestari, menjelaskan selama tahap penelitian, terutama ketika tahap peningkatan kapasitas, sudah bekerja sama dengan PT Kimia Farma. “Pada tahapan ini kerja sama dilakukan melalui pendampingan dari PT Kimia Farma,” papar dia.
 
Wening menyebut pendampingan yang dimaksud terkait dokumen yang harus dipenuhi untuk pengembangan produk. Dokumen tersebut nantinya akan di daftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan nomor izin edar.
 
Pelaksanaan uji klinis dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Data-data hasil uji klinis yang sangat mendukung berhasil diperoleh dari kegiatan uji klinis ini.
 
TB Scan atau Kit Ethambutol ini sudah mengantongi izin edar dari BPOM dengan nomor DKL2112432144A1, tanggal 22 Februari 2021. Saat ini, beberapa Rumah Sakit telah memesan produk TB-Scan, di antaranya RSUP Karyadi, RSUP H. Adam Malik, RSPAD Gatot Soebroto, dan RS MRCCC Siloam.
 
Baca juga: Punya Kandungan Antioksidan, Ubi Jalar Dapat Diolah Jadi Minuman Herbal

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan