Bahkan rempah-rempah alias empon merupakan potensi sumber daya alami khas Indonesia yang memiliki zat anti degeneratif, seperti antioksidan. Instruktur dari Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PR TTG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hari Hariadi menyampaikan, ubi jalar merupakan salah satu komoditas sumber karbohidrat utama dan memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kalori.
Hasil budidaya tanaman ini punya peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, maupun pakan ternak. Dalam paparannya, Hari menjelaskan, ubi jalar punya keunggulan sebagai tanaman pangan.
Ubi jalar merupakan sumber pewarna alami, yakni yang terkandung dalam ubi jalar ungu dan kuning. Di dalam pelatihan, Hari memberikan tantangan ke peserta dengan inovasi pembuatan minuman yang terbuat dari ubi jalar tersebut.
Disampaikan Hari, munculnya produk minuman herbal, bermula dari kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap kesehatan, yang saat itu dipicu oleh kondisi pandemi covid-19. Hal itu mendorong kemunculan tren pengembangan produk pangan baru yang mengarah kepada pangan fungsional.
Produksi tanaman pangan menjadi produk inovasi menggunakan teknologi tepat guna, dikenalkan BRIN dengan tujuan memanfaatkan hasil riset untuk menunjang kesejahteraan sosial masyarakat.
Plt. Direktur Repositori, Multi Media, dan Penerbitan Ilmiah BRIN, Ayom Widipaminto menyampaikan pada bidang pertanian dan pangan, Indonesia membutuhkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut bisa sekaligus menjawab permasalahan masyarakat dalam menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup.
“Kami harap, kegiatan BRIN tidak hanya berhenti dengan menghasil riset saja, namun juga hasilnya dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat,” ujar Ayom.
Berbagai inovasi pengolahan produk komoditi lokal Indonesia, menurutnya, menjadi potensi yang bagus masyarakat Indonesia di dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian. Indonesia bisa berkontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa sampai tingkat internasional.
Anggota Komisi VII DPR RI Diah mengaku penuh semangat mendorong BRIN dalam upaya hilirisasi hasil riset untuk masyarakat melalui kegiatan pelatihan yang diselenggarakan tersebut. “Memulai sebuah usaha memang tidak mudah. Butuh investasi besar untuk menghasilkan suatu produk usaha yang bisa diterima masyarakat global. Ini tantangan kita di dalam memajukan perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan potensi sumber daya yang kita miliki,” ungkapnya.
Melihat interaksi peserta yang sangat aktif di dalam sesi diskusi bersama instruktur BRIN, Diah berharap, inovasi-inovasi yang dikenalkan BRIN bisa diaplikasikan langsung oleh masyarakat untuk mengembangkan potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah. Apalagi, diketahui bersama, masyarakat Bandung yang mayoritas petaninya bercocok tanam ubi jalar seperti ubi cilembu.
“Saya berharap para petani bisa mengolah ubi menjadi berbagai jenis produk makanan UMKM yang bervariasi di tengah pangsa pasar global. Hal ini bisa meningkatkan komoditi ekspor tanaman pangan lokal Indonesia secara global,” ucapnya.
Dengan hadirnya BRIN di tengah masyarakat secara langsung, Diah berharap BRIN bisa mengenalkan teknologi hasil risetnya, memberikan inovasi–inovasi produk teknologi tersebut untuk diaplikasikan dalam berbagai kebutuhan.
Baca juga: Ga Kaleng-kaleng! Hasil Riset Pengobatan TB Meningitis Profesor Unpad Dipakai Banyak Negara |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News