Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Zoom.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Zoom.

Biofarma Diharapkan Mampu Saingi Sinovac dan AstraZeneca

Ilham Pratama Putra • 02 Maret 2021 14:29
Jakarta: Perusahaan farmasi Indonesia, Bio Farma turut mengembangkan vaksin dalam negeri yakni vaksin Merah Putih. Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi (Menristek/ Ka BRIN) Bambang Brodjonegoro berharap Bio Farma memiliki kemampuan yang sama dengan perusahaan farmasi luar negeri yang mampu memproduksi vaksin.
 
"Saya juga ingin Bio Farma punya nama sebesar Sinovac, Bio Farma punya nama sebesar AstraZeneca," kata Bambang dalam Peringatan Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Selasa 2 Maret 2021.
 
Bambang pun mendorong Research and Development (RND) terus dikembangkan di Indonesia. Utamanya, riset dan penelitian terkait vaksin.

"Khususnya memahami berbagai macam platfom di dalam pengembangan vaksin," sambung Bambang.
 
Baca: Upaya Sektor Riset dan Inovasi Hadapi Pandemi
 
Kemudian, dia juga berharp agar ada pengembangan vaksin yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Artinya ada kerja sama yang baik antara peneliti dengan industri.
 
Menurut Bambang, hilirisasi itu bukanlah hal yang mudah. Baginya proses tersebut juga perlu dipelajari.
 
"Itu proses yang harus dipelajari dan ada experiencenya. Karena tidak bisa ujug-ujug kita ketika dapat bibit vaksin, langsung kirim ke pabrik langsung jadi," sambungnya.
 
Perlu ada pembelajaran agar nantinya Indonesia benar-benar mantap dalam memproduksi vaksin sendiri. Dan produk vaksin Indonesia dapat diproduksi sebanyak-banyaknya dan distribusi secara luas.
 
"Jadi ada learning proses yang harus kita lalui tapi lebih baik kita bersusah sekarang, tapi ke depannya kita bisa lebih mandiri dalam pengembangan vaksin," pungkasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan