Sementara itu, Staf Umum Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) II Pulau Harapan, Domingos Da Costa menyambut baik kedatangan tim peneliti IPB University. Pihaknya juga mendukung pelaksanaan penelitian yang dilakukan tim IPB.
Ia menjelaskan, Pulau Harapan adalah salah satu pulau yang memiliki potensi wisata yang sangat tinggi dengan jumlah kunjungan mencapai 800-1000 orang per hari. Berdasarkan informasi dari Junaedi, Ketua Kelompok Kerja Sadar Wisata (Pokdarwis), para pengunjung datang ke Pulau Harapan untuk selanjutnya mengunjungi pulau-pulau kecil lainnya dengan beragam aktivitas wisata seperti snorkling, diving, camping dan menikmati panorama alam khas Kepulauan Seribu.
Meskipun demikian, aktivitas wisata berbasis budaya belum nampak, sehingga penelitian ini menjadi sangat diharapkan. “Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat meliputi ide, pemikiran, karya, peralatan, maupun konsep dalam pengelolaan biodiversitas, lingkungan alam, serta lingkungan budayanya memiliki peran penting dalam kelestarian,” ujar Syafitri Hidayati, dosen muda peneliti etnobiologi IPB University.
Menurutnya, masyarakat yang mendiami Pulau Harapan dan Pulau kelapa memiliki sejarah budaya yang sangat unik. Pencampuran budaya Betawi, Jawa, dan Mandar di pulau Harapan membentuk budaya baru yang disebut dengan “Orang Pulo” dengan budaya yang berbeda dari suku asalnya.
Sebaliknya, di Pulau Kelapa Dua, budaya Bugis mendominasi dan menjadi modal sosial yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu. Upacara adat syukuran laut yang masih dilakukan secara rutin setiap tahun menjadi indikator eksistensi budaya Bugis di pulau ini.
Namun demikian menurut Wira Saut Perianto Simanjuntak, Kepala Resort SPTN Wilayah I Pulau Kelapa, terdapat indikasi terkikisnya budaya masyarakat Bugis yang mendiami Pulau Kelapa Dua.
Melihat kondisi dan potensi yang dimiliki oleh kedua pulau tersebut, Eva menyampaikan revitalisasi budaya dapat dilakukan melalui pengembangan budaya sebagai alternatif Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTWA). Revitalisasi ini juga dapat dilakukan dengan penguatan kelembagaan serta partisipasi masyarakat dalam wisata menjadi penting dilakukan.
“Melalui penelitian dan pelibatan para pemangku kepentingan, hasil dari penelitian ini dapat diimplementasikan untuk mewujudkan wisata berkelanjutan di Kepulauan Seribu,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id