"Pandemi ini memberi periset kita kesempatan untuk bisa masuk ke pengembangan vaksin yang selama ini belum pernah dilakukan," kata Handoko dikutip dari Antara, Jumat, 4 Maret 2022.
Dia menuturkan pengembangan vaksin dari nol belum pernah dilakukan di Indonesia sebelum pandemi covid-19. Saat pandemi covid-19 melanda Tanah Air, Pemerintah Indonesia berupaya mengalokasikan sumber daya dan mendukung riset untuk mampu menciptakan vaksin sendiri yang risetnya dimulai dari nol, yakni bibit vaksin dibuat periset Indonesia.
Hal itu dilakukan untuk mendorong kemandirian bangsa memenuhi kebutuhan vaksin covid-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, vaksin covid-19 masih didatangkan dari luar negeri.
Progres paling cepat pengembangan vaksin Merah Putih hasil pengembangan Universitas Airlangga dengan platform inactivated virus atau berbasis virus yang dilemahkan atau dimatikan. Saat ini vaksin sedang dalam proses uji klinis tahap 1.
Sebanyak enam tim lain turut mengembangkan vaksin Merah Putih. Semua tergabung dalam konsorsium nasional untuk pengembangan vaksin Merah Putih.
Tim dalam konsorsium nasional untuk pengembangan vaksin Merah Putih tersebut, ialah Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, mantan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Tiap tim mengembangkan vaksin Merah Putih dengan metode berbeda. Mulai dari vaksin berbasis inaktivasi virus hingga rekombinan protein.
Baca: Kepala BRIN Berharap Hasil Uji Klinis Tahap 1 Vaksin Merah Putih Memuaskan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News