Berbeda dari cabai pada umumnya, cabai ini tampil dengan bentuk unik menyerupai jambu air. Di balik penampilannya yang eksotik, cabai Palurah menyimpan tingkat kepedasan ekstrem dan potensi biofarmaka luar biasa.
“Cabai ini kami beri nama ‘Palurah IPB’,” kata Syukur, Selasa, 17 Juni 2025.
Ia menjelaskan cabai Palurah memiliki tingkat kepedasan 500 kali lebih pedas dari cabai besar biasa, bahkan lima kali lebih pedas dari cabai rawit terpedas yang ada saat ini. Syukur mengatakan hingga saat ini belum ada varietas nasional cabai super pedas yang dilepas resmi oleh Kementerian Pertanian.
Baca juga: Gampang Banget, Dosen IPB Bagikan Cara Menanam Cabai Sendiri di Rumah |
“Yang sudah terdaftar baru varietas lokal seperti Katokkon dari Sulawesi Selatan. Cabai Palurah ini merupakan hasil perakitan khusus untuk memenuhi kebutuhan super pedas dan telah kami daftarkan untuk dilepas secara nasional,” tutur dia.
Tak hanya menjadi bumbu dapur, cabai ini juga menjanjikan manfaat lain di bidang kesehatan dan industri biofarmaka. Cabai Palurah IPB berpotensi digunakan untuk produk seperti koyo cabai yang selama ini masih banyak diimpor.
“Di Toraja, Sulawesi Selatan, cabai seperti ini sudah digunakan untuk konsumsi segar dan olahan. Namun, dengan adanya cabai Palurah yang dirakit khusus, harapannya bisa memenuhi kebutuhan nasional baik untuk konsumsi maupun bahan biofarmaka,” ujar Syukur.
Dengan rasa pedas yang sangat kuat, penggunaannya dalam masakan juga menjadi jauh lebih efisien. “Cukup sedikit saja, sudah memberikan sensasi pedas maksimal,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News