Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia yang perlu mengimunisasi paling tidak 130 juta hingga 170 juta penduduk. Ia yakin akan ada perusahaan yang bisa menemukan vaksin dan mengeklaim mampu memproduksi satu miliar ampul setahun.
"Namun, tidak ada jaminan Indonesia akan langsung bisa mendapatkan atau kalaupun kita bisa membeli langsung, ada kemungkinan harganya tidak bisa harga yang normal," kata Bambang Brodjonegoro dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020
Pemerintah pun membentuk tim pengembangan vaksin nasional. Tim ini beranggotakan kementerian terkait pengembangan vaksin, seperti Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Kesehatan.
Tim ini juga melibatkan Kementerian Liar Negeri, Kementerian Perindustrian, dan beberapa kementerian lainnya. Pembentukan tim ini agar Indonesia mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat dan tidak tertinggal dibanding negara lain.
"Kemudian kita juga mengembangkan vaksin dari Indonesia sendiri yang kita harapkan akan efektif terutama untuk virus yang beredar di Indonesia," ungkap dia.
Baca: Kemenristek Bentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19
Bambang menyampaikan, pengembangan vaksin untuk strain virus covid-19 dalam negeri juga diperlukan karena berdasarkan whole genome sequencing atau pengurutan menyeluruh dari gen virus yang ada di Indonesia, strain virus covid-19 yang menyebar, masuk dalam tiga belas strain virus.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman saat ini sudah mengumpulkan tujuh whole genome sequencing dari kasus covid-19 di Jabodetabek. Sementara Universitas Airlangga (Unair) sudah mengumpulkan enam whole genome sequencing dari Surabaya dan sekitarnya.
Dari total tiga belas whole genome sequencing ini, baru dua strain yang diidentifikasi sebagai strain covid-19 yang beredar di Eropa. Sebelas strain sisanya masih dilabeli others atau masih belum masuk kategori yang dikenali oleh GISAID, yaitu bank data influenza dan coronavirus dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News