Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Pokja Genetik UGM: Varian Delta Plus Belum Terbukti Lebih Ganas

Antara • 15 November 2021 20:56
Yogyakarta: Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Gunadi mengatakan virus korona varian baru AY.4.2 atau Delta Plus, belum terbukti lebih ganas dibandingkan varian Delta. Virus ini sudah terindikasi di Malaysia.
 
"Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2)," kata Gunadi melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, 15 November 2021.
 
Gunadi mengatakan, Delta Plus merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2. Namun demikian, hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.

Gunadi menyebutkan sampai saat ini belum ada bukti riset yang menguatkan bahwa tingkat keganasan varian ini melebihi varian Delta.
 
Selain itu, kata dia, otoritas kesehatan Inggris juga belum menggolongkan varian tersebut sebagai variant of concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai, maupun variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian.
 
"Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkan menjadi variant under investigation," kata dia.
 
Baca: Diabet-Kol, Kapsul Herbal Ciptaan Peneliti Unair Siap Dipasarkan
 
Ia mengatakan, meski varian Delta Plus atau AY.4.2 berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.
 
"Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara," ujar Gunadi.
 
Ia menilai, kenaikan lonjakan penularan kasus covid-19 di Inggris belakangan ini belum tentu disebabkan varian tersebut. Sebab, kenaikan penularan juga dipicu oleh longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan.
 
"Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya prokes," kata dia.
 
Menurutnya, protokol kesehatan harus diperkuat dalam segala aktivitas kegiatan di masyarakat hingga tercapainya herd immunity atau kekebalan komunal. Selama covid-19 belum terkendali dan imunitas kelompok belum terbentuk, ia mengatakan prokes ketat dan pembatasan kegiatan warga tetap perlu diutamakan oleh pemerintah.
 
"Kuncinya satu, prokes. Sampai kapan? sampai kekebalan komunal tercapai," kata Gunadi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan