VRDH inovasi peneliti Unpad. DOK Unpad
VRDH inovasi peneliti Unpad. DOK Unpad

VRDH, Inovasi Buat Mereka yang Suka Cemas ke Dokter Gigi Bikinan Peneliti Unpad

Renatha Swasty • 14 Maret 2024 17:12
Jakarta: Terapi kedokteran gigi ke dokter gigi acapkali menemukan beragam kendala. Tiga masalah yang kerap ditemukan adalah dental anxiety, alergi sedatif, hingga masalah komunikasi yang tidak baik antara dokter gigi dan pasien sehingga proses terapi tidak berjalan baik.
 
Kondisi tersebut mendorong peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan inovasi untuk menurunkan tiga masalah tersebut saat proses terapi kedokteran gigi. Penelitian yang diketuai dosen Fakultas Kedokteran Gigi, Gilang Yubiliana, tersebut mengembangkan alat bantu terapi memanfaatkan metode hipnosis dan teknologi virtual reality.
 
Inovasi bertajuk “Virtual Reality Dental Hypnosis” atau VRDH tersebut dikembangkan dari hasil penelitian panjang yang mengikutsertakan multidisiplin ilmu. Gilang mengetuai kelompok riset hipnosis Unpad yang beranggotakan, Mira Suryani (Teknik Informatika), Andri Abdurrochman (Fisika), Nani Darmayanti (Sastra Indonesia), dan Aulia Iskandarsyah (Psikologi).

Gilang menjelaskan inovasi ini memelopori pengembangan hipnosis dalam negeri. Alat pemantau proses hipnosis gigi menggunakan VRDH dirancang berdasarkan hasil peneliti yang seluruhnya mampu ditelusuri ilmiah, baik melalui publikasi, publikasi ilmiah, jurnal ilmiah, atau HKI (Hak Kekayaan Intelektual).
 
Sehingga, inovasi yang dikembangkan dapat terus berkelanjutan secara teknis. “Misalkan meneliti korelasi antara gelombang otak EEG dengan kadar hormon kortisol di dalam mendeteksi kecemasan, maupun untuk memastikan bahwa aplikasi VRDH itu dirasakan nyaman dan bermanfaat dan direspon secara positif oleh naracoba pasien gigi,” jelas Gilang dikutip daria laman unpad.ac.id, Kamis, 14 Maret 2024.
 
Dia berharap kehadiran inovasi VRDH dapat menekan kecemasan pasien saat berkunjung ke dokter gigi. “Yang bisa dibantu oleh VRDH ini adalah pasien atau orang-orang yang menghindari perawatan gigi karena takut. Biasanya kan kecemasan itu karena memang takut yang berlebihan,” kata Gilang.
 
Alat ini bisa digunakan baik oleh dokter gigi, pasien, ataupun keduanya. Dokter di lokasi praktik gigi, klinik, hingga rumah sakit yang belum bisa mengatasi masalah kecemasan pasien saat melakukan terapi dapat terbantu dengan alat ini.
 
Gilang dan tim optimisitis produk ini berpotensi digunakan luas, mengingat saat ini ada sekitar 40.000 dokter gigi di Indonesia yang baru melayani 57 persen masyarakat Indonesia.
 
“Alangkah indahnya membayangkan suatu saat nanti, kita terbebas dari rasa cemas, saat harus menghadap dokter gigi. Itulah yang perspektif yang ingin dicapai bagi para pengguna VRDH,” kata Gilang.
 
Alat VRDH memiliki sejumlah fitur pendukung. Pertama, console biofeedback. Fitur ini akan memindai atau menyadap gelombang otak pasien saat menggunakan VRDH, sehingga diketahui apakah pasien tersebut merasakan cemas atau tidak terhadap apa pun yang dihadapi, termasuk di antaranya dental anxiety.
 
Fitur kedua, kata Gilang, adalah expert supervise. Adanya fitur ini menjadikan penggunaan VRDH berada dalam pengawasan ahli, baik ahli hipnosis, ahli perawatan gigi, maupun dokter gigi yang menguasai dental hypnosis.
 
Fitur lainnya adalah multi-application. Fitur ini memungkinkan perangkat VR bisa dimasukkan aplikasi lain yang dibutuhkan. Sehingga, VRDH juga bisa mengatasi masalah mereka yang mempunyai kecemasan-kecemasan lain selain kecemasan gigi ataupun fobia maupun trauma tertentu.
 
“Jadi, secara fisik, VRDH ini mempunyai beberapa manfaat yang pertama adalah ergonomik, jadi enak dipakai, kemudian yang kedua adalah comfortable, dia itu nyaman dipakai, dan yang ketiga adalah relax, relaxation, jadi efek dari relaksasi," tutur dia.
 
Gilang mengatakan manfaat dari VRDH akan membuat orang menjadi mindfulness atau lebih tenang dalam menghadapi banyak hal. Secara emosi juga bisa membuat orang bebas dari rasa cemas atau rasa takut.
 
Inovasi VRDH yang dikembangkan Gilang dan tim berhasil masuk ke dalam pemenang “115 Inovasi Indonesia 2023” yang digelar Business Innovation Center atau BIC. BIC merupakan ajang kompetisi inovasi terbaik Indonesia maupun diaspora asal Indonesia.
 
Sebanyak 306 proposal mengikuti proses review atau tahap awal penilaian. Dari 306 proposal, kemudian terpilih 80 proposal yang masuk ke tahap challengers.
 
Di tahap ini, inovasi diseleksi oleh tim reviewer tahap akhir yang terdiri dari CEO industri besar nasional, akademisi, hingga inovator top Indonesia. Hasilnya, inovasi Gilang dan tim berhasil masuk ke dalam inovasi terpilih BIC 2024.
 
Baca juga: Keren! 4 Riset Dosen Unpad Sabet Juara di 115 Inovasi Indonesia 2023

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan