Ilustrasi. DOK
Ilustrasi. DOK

Peneliti Ungkap Kadar Omega-3 Bisa Jadi Risiko Alzheimer pada Perempuan

Renatha Swasty • 05 September 2025 19:04
Jakarta: Studi terbaru menemukan ada sesuatu pada otak yang membuat perempuan lebih rentan terkena penyakit Alzheimer. Salah satu temuan penting adalah kadar lemak tak jenuh yang dianggap “sehat”, seperti omega-3, tampaknya berhubungan dengan risiko Alzheimer pada perempuan.
 
Biasanya, perempuan memiliki kadar asam lemak omega-3 lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Namun, penelitian ini menunjukkan perempuan dengan Alzheimer justru menunjukkan kadar asam lemak omega-3 lebih rendah.
 
Para peneliti tidak menemukan perubahan lemak yang sama pada laki-laki dengan Alzheimer dibandingkan dengan laki-laki sehat. Hal ini menunjukkan lemak bisa memengaruhi penyakit ini dengan cara berbeda pada laki-laki dan perempuan.

Menariknya, hal yang sama tidak ditemukan pada laki-laki, yang mengindikasikan bahwa lemak dapat memengaruhi penyakit ini dengan cara berbeda pada perempuan dan laki-laki.
 
Selama ini, penelitian Alzheimer lebih banyak menyoroti gumpalan protein tau dan plak amiloid. Padahal, ada teori lama yang sering terabaikan, yaitu bahwa lemak di dalam otak juga ikut berperan dalam penyakit ini. Hal ini menandakan adanya gangguan dalam metabolisme asam lemak. Penemuan terbaru ini semakin memperkuat teori tersebut, sekaligus membuka jalan bagi penelitian baru tentang hubungan lemak dan kesehatan otak.
 
Komisi Demensia Lancet baru-baru ini memperkirakan sekitar 7 persen risiko Alzheimer dipengaruhi oleh lipoprotein densitas rendah (LDL), yaitu molekul yang membawa kolesterol dan asam lemak ke seluruh tubuh.
 
Faktor risiko ini mungkin bisa menjelaskan mengapa perempuan dua kali lebih sering mengalami Alzheimer dibandingkan dengan laki-laki, menurut studi terbaru yang dipimpin peneliti dari King’s College London.
 
Tim peneliti menganalisis data lipid (catatan lengkap tentang kadar dan jenis lemak dalam tubuh) dari 841 partisipan di enam negara Eropa. Dibandingkan dengan orang yang kondisi kognitifnya normal atau hanya mengalami gangguan ringan, penderita Alzheimer memiliki kadar lemak jenuh “tidak sehat” yang jauh lebih tinggi, serta kadar lemak tak jenuh sehat seperti omega-3 yang lebih rendah.
 
“Penelitian kami menyarankan agar perempuan memastikan cukup mendapatkan asam lemak omega dalam pola makan mereka, baik dari ikan berlemak maupun dari suplemen,” kata Cristina Legido-Quigley, ilmuwan farmasi dari King’s College.
 
Baca juga: Dari Eksplorasi Sistem Otak Laba-Laba Ditemukan Solusi Baru Atasi Alzheimer 

“Namun, kita tetap perlu uji klinis untuk memastikan apakah perubahan kadar lemak ini benar-benar bisa memengaruhi jalannya penyakit Alzheimer.”
 
Penelitian ini menganalisis ratusan jenis lipid, yang dibawa dalam darah oleh lipoprotein seperti LDL dan HDL. Pada perempuan, banyak jenis lipid yang berhubungan dengan Alzheimer dan penurunan fungsi kognitif. Tetapi, pola yang sama tidak terlihat pada laki-laki.
 
Dibandingkan dengan perempuan sehat, perempuan dengan Alzheimer menunjukkan penurunan lipoprotein yang membawa asam lemak omega.
 
“Meski penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dengan Alzheimer memiliki kadar lemak tak jenuh yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut,” kata Julia Dudley, Kepala Riset Alzheimer’s Research UK, yang tidak terlibat dalam studi ini.
 
“Hal ini termasuk memahami mekanisme di balik perbedaan tersebut, serta mencari tahu apakah perubahan gaya hidup, termasuk pola makan, bisa berperan.”
 
Sejarahnya, penelitian tentang penuaan otak cenderung mengabaikan faktor jenis kelamin. Pada 2019, hanya 5 persen dari studi di bidang ilmu saraf atau psikiatri yang meneliti pengaruh jenis kelamin.
 
Bahkan, banyak uji coba obat Alzheimer masih tidak membedakan hasil berdasarkan jenis kelamin, meskipun perbedaan itu terlihat jelas.
 
Akibatnya, ilmuwan belum tahu pasti mengapa perempuan lebih rentan mengalami Alzheimer, atau apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Walaupun perempuan cenderung hidup lebih lama, laki-laki yang lebih tua tetap punya risiko lebih rendah terkena jenis demensia ini dibandingkan perempuan seusia mereka.
 
Dudley berpendapat memahami bagaimana penyakit ini bekerja secara berbeda pada perempuan bisa membantu dokter memberikan pengobatan dan saran kesehatan yang lebih tepat di masa depan. Sebelumnya studi ini diterbitkan di jurnal Alzheimer’s & Dementia. (Alfi Loya Zirga)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan