Ilustrasi kelapa sawit. DOK AFP
Ilustrasi kelapa sawit. DOK AFP

AII-BPDPKS Dorong Ratusan Penelitian dan Pengembangan Biodiesel

Ilham Pratama Putra • 10 Maret 2023 15:42
Jakarta: Asosiasi Inventor Indonesia (AII) turut serta mendorong penelitian hingga pengembangan biodiesel. Penelitian yang juga mendapat dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) lewat Program Grand Riset Sawit (GRS) periode 2015-2021 itu telah mencapai ratusan prosal penelitian.
 
"Kegiatan penelitian dan pengembangan dengan proposal penelitian mencapai 115 per tahun. Jumlah itu hasil seleksi dari 738 proposal usulan, program terbesar untuk mandatori biodiesel," ujar Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim, dalam keterangannya, Jumat, 10 Maret 2023.
 
Selain itu, AII melakukan hilirisasi 13 teknologi hasil riset kelapa sawit. Berkat keberhasilan itu, AII kembali dipercaya BPDPKS untuk melakukan valuasi dan komersialisasi 49 invensi GRS-BPDPKS.

Ketua Umum AII, Didiek Hadjar Goenadi, meneybut 7 dari 13 invensi tersebut telah mendapat investor. Sebanyak tujuh invensi tersebut telah mendapat letter of intent (LoI) atau surat minat dari pihak industri.
 
Ketujuh invensi itu, yaitu teknologi produksi pupuk bio SilAc, teknologi produk makanan dan minuman menggunakan emulsifier mono-diasil gliserol, teknologi produksi furfural dan asam levulinat dari biomassa sawit. Selanjutnya, teknologi smart machine vision berbasis pencitraan multi-spektral untuk sortasi dan grading tandan buah segar kelapa sawit.
 
"Kemudian ada teknologi produksi bioplastik dari TKKS, teknologi sintetis formulasi dan aplikasi foaming agent dari minyak sawit untuk pemadan kebakaran, dan teknologi lemak calcium sebagai suplemen pakan ternak sapi perah," beber dia.
 
Didiek menyebut seluruh invensi sudah melalui proses valuasi. Invensi-invensi tersebut sudah memenuhi aspek keramahan lingkungan, pemanfaatan limbah, produk baru berbasis minyak sawit, langkah pasca panen dan budidaya.
 
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid, menyebut dana yang dikelola lembaganya pada 2023 mencapai Rp5,4 triliun. Dana tersebut bisa bertambah hingga Rp51 triliun seiring dengan meningkatkan ekspor sawit.
 
"Sedangkan tahun lalu, dana yang dikelola sebesar Rp35 triliun," ujar dia.
 
Dana dari pungutan ekspor kelapa sawit itu digunakan untuk peremajaan sawit rakyat, selisih insentif biodisel, dan pengembangan SDM berupa beasiswa anak petani buruh sawit.
 
"Dananya bukan untuk perusahaan, tetapi keluarga petani buruh sawit. Dana peremajaan sawit rakyat diberikan Rp30 juta per hektare, di mana maksimal 4 hektare per orang. Untuk peremajaan itu saja butuh dana hingga Rp5,4 triliun per tahun," ucap Zaid.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan