Kini, masyarakat bisa menikmati minuman tradisional dalam bentuk celup. Inovasi ini merupakan pengembangan salah satu dosen di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan – Fakultas Teknologi Pertanian (ITP-Fateta) sekaligus peneliti Seafast Center, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB University), Dr Tjahja Muhandri.
Cahyo (panggilan akrab Dr Tjahja) merupakan inovator yang berfokus pada pengembangan teknologi tepat guna di bidang pangan. Berbagai invensi dan karyanya telah didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Sudah ada 18 paten dan 2 Hak Cipta yang berhasil didaftarkan. Capaian ini bahkan telah mengantarnya mendapatkan penghargaan dari IPB University sebagai Inovator Paling Produktif IPB 2019, Inventor Terproduktif Menghasilkan Kekayaan Intelektual Tahun 2020 dan PATPI Award Peringkat 1 Bidang Invensi dan Inovasi tahun 2021.
Menurutnya, inovasi minuman tradisional dengan kemasan celup ini dilatarbelakangi oleh curhatan anggota Forum Coaching Clinic Industri Kecil Menengah (CCIKM) Pangan Indonesia yang beliau dirikan terkait produk kunyit asam ready-to-drink. Permintaan produk ke luar pulau Jawa menguras ongkos yang mahal, tidak sebanding dengan harga jual produknya.
“Dari sinilah tercetus ide pada tahun 2017 untuk membuat produk minuman tradisional yang dicelup seperti layaknya teh celup,” ujar Cahyo.
Awalnya produk minuman tradisional celup yang dikembangkan adalah kunyit asam lemon dengan racikan dari IKM yang didampinginya. Kesempatan pendanaan dari Science Techno Park IPB University juga dimanfaatkan untuk produk pengembangan lain seperti beras kencur celup.

Minuman tradisional dalam bentuk celup. Foto: IPB
Ia menjelaskan, pembuatannya terbilang sederhana. Caranya dengan mencampurkan ekstrak asam jawa dan ekstrak lemon yang dikentalkan, lalu dicampur dengan bubuk kunyit.
Kemudian dicampur, dikeringkan, dan dihaluskan menjadi granul. Granul minuman tersebut dimasukan ke dalam kertas celup. “Teknik menambahkan ekstrak asam jawa dan lemon dengan tepung kunyit ini memang terlihat sederhana, namun sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh orang lain,” lanjutnya.
Berdasarkan uji penerimaan oleh panelis, imbuhnya, minuman tradisional celup ini mendapatkan respons yang baik, terutama bagi penggemar minuman tradisional dan infused water. “Prof Arif Satria, Rektor IPB University juga menjadi pelanggan tetap produk beras kencur celup,” ujarnya.
Demi menguji kelayakan produk ini untuk dikomersialisasikan tentu perlu dilakukan studi kelayakan. Namun menurutnya, studi ini lebih baik dilakukan oleh produsen, bukan berdasarkan asumsi semata.
Produsen harus datang langsung ke sumber bahan baku untuk memeriksa stok dan kontinuitasnya. Sekaligus melakukan riset pasar.
“Rencananya, pengembangan lanjutan dilakukan untuk menghasilkan produk minuman tradisional dengan harga jual tinggi berbentuk larutan kental atau sirup. Produk kunyit asam lemon akan dikemas dalam bentuk ready-to-serve,” lanjutnya.
Inovasi lain yang telah dikembangkan adalah instanisasi minuman tradisional dengan rasa asam. Teknologi yang digunakan adalah teknologi pembuatan minuman instan ber-pH rendah dengan metode granulasi. Teknologi ini telah didaftarkan sebagai Paten Sederhana dan dapat diaplikasikan dengan teknologi rumah tangga sederhana oleh industri kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News