Berdasarkan teori, kata dia, sebanyak 70 persen populasi harus memiliki imunitas untuk menciptakan kondisi herd immunity. Salah satu caranya yakni melalui vaksinasi. Saat ini, jenis vaksin gratis yang didapat masyarakat mayoritas adalah sinovac.
Efikasi sinovac diketahui hanya 65 persen, dan target jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin adalah 188 juta jiwa. Maka, kata dia, jumlah imunitas yang sebenarnya didapatkan adalah sebesar 122,2 juta jiwa.
"Angka tersebut belum cukup untuk mencapai kondisi herd immunity,” ujar epidemiolog UGM," ujar Riris mengutip siaran pers UGM, Senin, 19 Juli 2021.
Baca: Rentan Covid-19, Vitamin D di Tubuh Obesitas Terperangkap Dalam Lemak
Riris menjelaskan pertimbangan lain adalah herd immunity akan terbentuk jika target pemberian vaksin masih di dalam durasi imunitas terjadi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, kata dia, imunitas alami dari covid-19 tergolong singkat.
"Melihat kondisi Indonesia saat ini cukup sulit untuk mencapai herd immunity terjadi," tuturnya.
Skenario ke depan, kata Riris, pandemi akan berlangsung cukup lama hingga fatalitas penyakit covid-19 akan menurun dan akan menjadi flu musiman. Hal ini mirip dengan adanya flu Spanish yang sebenarnya sampai saat ini juga masih bersirkulasi.
Selayaknya strategi intervensi keju Swiss, menurut dia, diperlukan berbagai intervensi agar mereduksi kasus covid-19. Seperti yang sudah kita lakukan bersama adalah penggunaan vaksin serta protokol kesehatan yang baik.
Baca: Riset UGM: PPKM Darurat Kurang Efektif di Jateng, Jabar, dan Banten
"Strategi 3M, 3T, mereduksi mobilitas, dan vaksinasi harus terus berlangsung agar angka kasus covid-19 dapat terkendali. Langkah ini harus selaras dilaksanakan bersama baik dari pihak pemerintah dan masyarakat. Harapannya penularan covid-19 di Indonesia dapat dikendalikan," terangnya.
Ia menyebut, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejatinya dimaksudkan untuk mereduksi lonjakan kasus covid-19. Penurunan mobilitas dipercaya mampu meredam angka asus covid-19.
Namun, kata dia, fakta yang terjadi setelah adanya kebijakan PPKM darurat, hanya terjadi kenaikan jumlah orang yang berada di rumah sebesar 6 persen di Yogyakarta. Angka ini masih cukup kecil untuk dapat mampu mereduksi penularan covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News