"Tahun depan, rencanya teleskop terbesar di Asia Tenggara, pengganti teleskop Bosscha di Lembang itu akan selesai," kata Bambang dalam Rapar Koordinasi Nasional Riset dan Inovasi 2021 di Graha Widya Bakti Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Rabu, 27 Januari 2021.
Lokasi teleskop itu berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Pulau Timor. Pengembangan teleskop ini jadi salah satu program yang dijalankan LAPAN.
"Kita harapkan teleskop terbesar di Asia Tenggara ini dapat meningkatkan kemampuan kita di bidang riset space antariksa," ungkapnya.
Selain itu, kata Bambang, LAPAN juga sudah melakukan uji roket RX450-5 pada Desember 2020. Pengujian dilakukan di Garut dengan jarak jangkau 85 kilometer dan ketinggian maksimum 25 kilometer.
Pesawat N219 yang dikembangkan LAPAN juga telah mendapatkan sertifikat dari Kementerian Perhubungan. Ini disebut jadi sertifikat pertama yang diberikan bagi pesawat hasil desain anak Indonesia.
"N219 sudah bisa diproduksi lebih banyak oleh PT DI dan dikomersialkan," ungkapnya.
Baca: Kemenristek Kembangkan Alat Pengukur Antibodi, Cek Imunitas Usai Vaksinasi
Tahun ini, kata Bambang, LAPAN akan mengembangkan varian pesawat N219 versi amfibi. Pesawat akan dirancang agar bisa mendarat di perairan, khususnya pantai. Dengan begitu, pesawat tidak hanya berguna untuk penanganan bencana, melainkan juga mendukung pengembangan pariwisata.
"Terutama pariwisata untuk pulau-pulau yang saat ini masih sulit untuk dijangkau karena letaknya dan karena kurangnya infrastruktur yang terkait perhubungan udara," jelasnya.
Bambang menambahkan, LAPAN juga sudah meluncurkan beberapa staelit mikro yang terus ditingkatkan baik dari segi ukuran maupun kualitasnya. Paling tidak, kata dia, satelit lapan sudah beredar di orbit.
"Pelan-pelan kita tingkatkan kemampuannya baik untuk pencitraan, maupun mudah-mudahan di masa depan untuk telekomunikasi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News