Purjanto menjelaskan penelitiannya terkait penyakit kronis pada anak. Dia menuturkan retinoblastoma merupakan penyakit kanker mata yang kerap ditemukan pada 1 dari 15.000-20.000 anak.
Apabila kanker ini tidak bisa dideteksi sejak dini, besar kemungkinan sel tersebut menyebar hingga ke saraf otak dan sumsum tulang dan berujung pada kematian. Dia mengatakan aspek prognosis atau prediksi mengenai perkembangan suatu penyakit memiliki peranan besar dalam penanganan retinoblastoma.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Penelitian Purjanto dilakukan dengan melihat reaksi molekular dalam perkembangan retinoblastoma. Dia menemukan perbedaan dalam penelitian sebelumnya.
"Jika pada penelitian sebelumnya, ditemukan ekspresi PD-L1 dan Ki-67 berbanding lurus dengan tingkat keparahan klinis pasien, tapi dalam penelitain kami justru berbanding terbalik. Hal ini bisa dipengaruhi karena perbedaan metode yang dilakukan,” papar Purjanto.
Berdasarkan analisa dari penelitian sebelumnya, Purjanto menemukan kemungkinan ada hubungan antara PD-L1 dengan TAZ. Dia lalu melakukan penelitian yang mengkaji langsung pada protein pasien retinoblastoma.
"Jadi, kami menggabungkan ketiga biomarker yang kemudian kita teliti dan dikorelasikan dengan penderita retinoblastoma,” ujar dia.
Purjanto menyebut penanganan pasien kanker melalui kemoterapi telah berkembang sejak dulu, hingga berhasil meningkatkan angka keselamatan pasien kanker hingga 75 persen. Tentunya, penelitian dan perkembangan terapi, khususnya kemoterapi akan selalu ada untuk terus meningkatkan angka keselamatan dan meminimalkan efek samping pasien.
Penelitian Purjanto menjadi salah satu penelitian yang turut andil untuk menganalisa faktor keberhasilan terapi pasien kanker, yaitu retinoblastoma. Penelitian yang sudah dilakukan promovendus adalah penelitian translasional riset.
"Klinisi yang sudah meneliti tentang molekular dan saya kira ini adalah masa depan kedokteran seluruh dunia. Baik untuk diagnosis, prognosis, bahkan untuk terapi,” ucap salah satu tim penilai disertasi, Dr. Med. dr. Indwiani Astuti.
Baca juga: Selamat! Trias Aditya Dikukuhkan Jadi Guru Besar Pertama Teknik Geodesi UGM |