Guru Besar Teknik Geodesi UGM Trias Aditya Kurniawan Muhammad. DOK UGM
Guru Besar Teknik Geodesi UGM Trias Aditya Kurniawan Muhammad. DOK UGM

Selamat! Trias Aditya Dikukuhkan Jadi Guru Besar Pertama Teknik Geodesi UGM

Renatha Swasty • 17 Januari 2023 17:12
Jakarta: Dosen Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Trias Aditya Kurniawan Muhammad, dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, di Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Selasa, 17 Januari 2023. Trias bersyukur cita-cita guru dan alumni agar ada Guru Besar di Teknik Geodesi UGM terpenuhi.
 
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Departemen sekaligus juga guru-guru saya yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya untuk bekerja dengan dedikasi semenjak saya masuk menjadi Dosen di Teknik Geodesi,” kata Trias yang menjadi Guru Besar Pertama Teknik Geodesi dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 17 Januari 2023.
 
Trias menyampaikan penelitian Interoperabilitas dan Usabilitas Peta Kolaboratif dalam Memajukan Infrastruktur Informasi Geospasial sebagai Fondasi Pengambilan Keputusan dan Pembangunan Pengetahuan untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam pidato pengukuhannya. Dia menyebut sudah ada undang-undang dan peraturan yang mengamanatkan implementasi Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG).

Namun, di lapangan efektivitas dan efisiensi dalam memfasilitasi berbagi data dan sebagai platform kolaborasi antar lembaga dan masyarakat belum optimal. Padahal, kemitraan yang seharusnya menjadi inti semangat pembangunan IIG belum terejawantahkan dengan baik.
 
“Fondasi penting yang ada dalam bangunan IIG seperti spesifikasi teknis tentang data yang banyak diperlukan oleh lebih dari satu kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah belum tersusun model data acuan, daftar kode serta metadatanya sehingga heterogenitas sintaks, skema, dan semantik terus saja tidak terselesaikan dan terkesan tumpang tindih kewenangan,” kata pria kelahiran Yogyakarta, 22 April 1975 ini.
 
Selain itu, metadata belum menjadi luaran yang dianggap penting dalam siklus pemetaan di Indonesia. Meskipun seharusnya metadata geospasial dapat menjadi kunci keberhasilan pengelolaan data bagi produsen data dan guna mewujudkan kemudahan pencarian data bagi pengguna.
Trias mengatakan salah satu kendala besar dalam mewujudkan kebijakan satu peta adalah tidak tersedianya metadata yang mencukupi tentang data dan peta yang dihasilkan oleh setiap lembaga. Terutama, dalam hal kualitas data terkait akurasi geometri, informasi sistem koordinat acuan, akurasi atribut, serta riwayat data seringkali tidak tersedia sehingga terjadi kerumitan dalam penilaian kualitas data yang akan diintegrasikan.
 
“Spesifikasi data yang minim atau bahkan belum tersedia menjadi kendala berarti untuk proses sinkronisasi yang padu sesuai dengan tingkat keberagaman skema dan semantik,” jelas dia.
 
Dia menyebut kebijakan Satu Peta perlu diperkuat dengan spesifikasi data dan kerangka kualitas yang menyeluruh meliputi data dasar dan tematik termasuk data yang berasal dari partisipasi masyarakat. Dalam lingkup tema yang lebih khusus, yaitu administrasi pertanahan, Infrastruktur Informasi Pertanahan yang berisi kebijakan survei dan pemetaan, spesifikasi data, standar kualitas, sumber daya manusia pelaksana dan platform akses informasi menjadi sangat diperlukan untuk mewujudkan kepastian nilai dan hak atas tanah serta efektivitas tata ruang.
 
Strategi menggratiskan peta rupabumi khususnya dengan resolusi tinggi atau skala besar yang telah dirintis oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), kata Trias, merupakan langkah tepat. Hal tersebut perlu dioptimalkan dengan adanya fasilitas dan akomodasi agar data yang digratiskan tersebut mendapatkan koreksi geometri dan atribut serta penambahan detail dari pengguna agar peta terkinikan.
 
“Pendekatan partisipatif untuk pembenahan data eksisting dan penambahan fitur geospasial melalui penyediaan platform, prosedur, dan standar operasional cara berpartisipasi dan validasi saling kontrol terhadap kualitas data partisipasi oleh pemerintah terhadap data partisipasi dilakukan adalah hal menjanjikan,” ungkap dia.
 
Selanjutnya, pemanfaatan data menjadi peta kolaboratif untuk keperluan pertanahan dan tata ruang perlu dikuatkan dengan representasi data yang efektif, efisien, dan memuaskan tujuan pemanfaatanya.
 
Baca juga: Selamat! UIN Jakarta Punya 5 Guru Besar Baru

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan