Namun, berbagai tawaran dari BRIN itu dinilai tak berguna. Menurut Kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Satryo Soemantri Brodjonegoro opsi yang diberikan itu tak ada yang berdampak baik buat para periset Eijkman.
"Opsi itu tidak akan memberikan kebaikan untuk lembaga Eijkman. Opsi itu tidak punya pengaruh apa-apa kebaikan terhadap kinerja peneliti, atau peran Eijkman," kata Satryo kepada Medcom.id, Rabu, 5 Januari 2022.
Menurutnya satu-satunya cara menyelamatkan Eijkman adalah mengembalikan Eijkman seperti semula. Tak ada tawar menawar selain mengembalikan Eijkman sebagai lembaga riset independen.
Baca: Peleburan Eijkman, Sentralisasi Lembaga Riset Sudah Ketinggalan Zaman
"Kalau kita mau menyelamatkan Eijkman, hanya ada satu cara, kembalikan dia sebagai lembaga Eijkman yang semula," pungkasnya.
BRIN mengungkapkan lima skema untuk pegawai asal Eijkman pascapeleburan yang dapat dialihkan atau disesuaikan. Berikut ini kelima opsi bagi pegawai LBM Eijkman, dikutip dari instagram resmi BRIN, @brin_indonesia:
- Pegawai Negeri Sipil (PNS) periset, dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai peneliti
- Honorer periset berusia di atas 40 tahun dan lulusan S3, mengikuti penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
- Honorer periset usia di bawah 40 tahun dan lulusan S3, mengikuti penerimaan ASN dengan jalur PNS 2021
- Honorer periset non S3, melanjutkan studi dengan skema by research dan research assitanshio (RA). Sebagian ada yang melanjutkan sebagai operator laboratorium di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, bagi yang tidak tertarik lanjut studi
- Honorer non periset, diambil alih RSCM sekaligus mengikuti rencana pengalihan gedung LBM Eijkman ke RSCM sesuai permintaan Kementerian kesehatan yang memang memiliki aset tersebut sejak awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News