Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Perubahan Iklim, Sebentar Lagi Suhu Bumi Bakal Naik 2 Derajat Celcius

Citra Larasati • 27 April 2021 15:26
Jakarta:  Perubahan iklim dapat mengancam keberlanjutan sistem kehidupan manusia. Para pemimpin negara juga menyebutkan bahwa dampaknya akan dirasakan lebih dahsyat dari pada pandemi covid-19.
 
Perubahan iklim merupakan tema menarik untuk dikaji, sehingga cendekiawan dapat menyampaikan pandangan mengenai lingkungan serta kaitannya dengan bagaimana Agama Islam menjelaskan mengenai hal tersebut.
 
“Sebagai masyarakat ilmiah, tentu penting untuk mempelajari agama yang memberikan peringatan mengenai dampak kerusakan lingkungan serta memberikan contoh untuk mengamati dan menyikapi fenomena alam,” kata Dosen IPB University dari Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Rizaldi Boer, Selasa, 27 April 2021.

Ia menyebutkan, perubahan konsentrasi gas rumah kaca merupakan penyebab perubahan iklim. Dampaknya pada aktivitas kehidupan manusia berpotensi mengakibatkan kejadian ekstrem yang berdampak pada munculnya bencana dan membawa kerugian bagi manusia.
 
Baca juga:  Institut Agama Islam Qomaruddin Digitalisasi Manuskrip Karya Ulama Gresik
 
Kejadian ekstrem ini berhubungan dengan pergerakan energi dan masa udara di muka bumi.  Tingginya tingkat emisi global terjadi akibat pembangunan yang masif dan sering mengabaikan hukum-hukum keseimbangan tanpa ilmu.
 
Sebagian besar gas rumah kaca tersebut bersumber dari sektor energi dengan menggunakan bahan bakar berbasis fosil yang dieksploitasi. Konversi hutan akibat pengelolaan yang tidak berkelanjutan turut menyumbang tingginya angka emisi gas rumah kaca.
 
“Melalui teknik modeling dan mengamati data observasi, kenaikan suhu atmosfer sejalan dengan kenaikan emisi gas rumah kaca. Tidak lama lagi, bumi diperkirakan akan melewati ambang batas kenaikan suhu dua derajat celsius. Kenaikan suhu tersebut memengaruhi kejadian iklim ekstrem yang dirasakan dari waktu ke waktu,” sebutnya.
 
Telah diketahui bersama bila hutan memiliki peranan penting dalam mengatur iklim di bumi. Dampak deforestasi juga telah dirasakan pada kasus kebakaran hutan di Kalimantan.
 
Sehingga manusia sebagai pemimpin di muka bumi harus berupaya memperbaiki kerusakan ekosistem secara bersama-sama.  Dosen Pendidikan Agama Islam IPB University, Prof. Didin Hafidhuddin turut menanggapi perubahan iklim dari sudut pandang Al-quran.
 
Ia menyebutkan perubahan bersifat pasti dan tetap. Perlu pemahaman faktor penyebab perubahan dan respon terhadap dampaknya. Sehingga diperlukan observasi alam.
 
Mengutip Surat Ar-Rum ayat 41, kerusakan alam ditampakkan dengan sangat jelas akibat perbuatan manusia. Pandemi dan bencana alam hanya sebagian kecil peringatan Allah SWT agar manusia kembali pada kebenaran.
 
“Sebagai makhluk Allah yang bertugas untuk memakmurkan kehidupan atau sebagai Khalifah, tentu harus memanfaatkan dan mengelola alam semesta untuk mensejahterakan bersama dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan kerusakan,” jelasnya.
 
Maka dari itu, seharusnya manusia menghindari pemanfaatan alam yang tidak memperhatikan aturan-aturan Allah SWT. Lingkungan alam pada mulanya bersifat dan berjalan normal, namun aktivitas manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup pada akhirnya menganggu keseimbangan tersebut.
 
“Pembangunan atau pengelolaan alam tidak boleh sampai merusak untuk mendapatkan kepuasan, sehingga harus disesuaikan dengan daya tampungnya,” tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan