Kegiatan digitalisasi manuskrip karya ulama Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok PSP Institut Agama Islam Qomaruddin Gresik.
Kegiatan digitalisasi manuskrip karya ulama Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok PSP Institut Agama Islam Qomaruddin Gresik.

Institut Agama Islam Qomaruddin Digitalisasi Manuskrip Karya Ulama Gresik

Arga sumantri • 27 April 2021 13:21
Gresik: Pusat Studi Pesantren (PSP) Institut Agama Islam Qomaruddin Gresik berinisiatif melakukan pelestarian manuskrip keislaman melalui metode digitalisasi. Manuskrip yang didigitalisasi merupakan karya para ulama di Gresik, Jawa Timur, sejak 1740.
 
Ketua PSP Mohamad Anas menerangkan, kegiatan ini bekerja sama dengan program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) yang dikelola Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscript Culture (CSMC) University of Hamburg. Jumlah yang didigitalisasi mencapai 74 jilid manuskrip. 
 
Sebelumnya, kata dia, manuskrip-manuskrip tersebut disimpan oleh sejumlah keturunan pendiri Pondok Pesantren Qomaruddin, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Setelah didigitalisasi, ungkap Anas, manuskrip-manuskrip tersebut akan dikumpulkan menjadi satu koleksi utama di lingkungan pesantren.

"Program digitalisasi ini dilaksanakan sejak 9 hingga 17 April 2021. Adapun tempat dilaksanakan secara terpusat di Gedung Pondok Pesantren Qomaruddin dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Anas melalui keterangan tertulis, Senin, 26 April 2021.
 
Academic Expert DREAMSEA, Agus Iswanto, menyatakan, selama sembilan hari pihaknya akan berupaya untuk menghasilkan 5.500 halaman manuskrip digital. Selain digitalisasi, Agus juga mendampingi pihak pesantren mengungkap kandungan isi dalam manuskrip-manuskrip keislaman tersebut.
 
Secara umum, lanjut Agus, manuskrip koleksi Pondok Pesantren Qomaruddin menunjukkan ragam aktivitas literasi keislaman yang pernah terjadi di masa silam. Para ulama menuliskan karya-karyanya dalam berbagai bahasa seperti Arab, Melayu, dan Jawa yang tercermin dalam beragam aksara seperti Arab, Jawi, dan Pegon.
 
"Sementara, keragaman juga tercermin dalam bahan manuskrip yang digunakan seperti kulit hewan, kertas dluwang, dan kertas Eropa," ujar Agus.
 
Baca: Telkom University Kembali Sediakan Beasiswa Bagi Penghafal Alquran
 
Peneliti Balai Litbang Agama Semarang itu menambahkan, hasil digitalisasi manuskrip Pondok Pesantren Qomaruddin ini akan tersedia dalam sebuah database manuskrip Asia Tenggara yang dikelola oleh DREAMSEA. Dalam database tersebut, untuk menghindari penyalahgunaan data, manuskrip digital tersebut hanya bisa dibaca secara daring tanpa harus mengunduh data manuskripnya. 
 
Selain itu, pihak pesantren sebagai pemilik manuskrip juga akan mendapatkan salinan data manuskrip digitalnya. Hal ini tentu saja sangat membantu jika pihak pesantren memiliki rencana untuk pengembangan perpustakaan digital manuskrip secara mandiri.
 
Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin Muhammad Nawawi menyambut baik inisiatif pelestarian karya ulama di lingkungannya. Digitalisasi akan membuat karya-karya ulama pesantren menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat umum tanpa harus merusak fisik manuskripnya.
 
"Sehingga, pihaknya berharap, melalui program ini akan menambah semarak kajian keislaman yang menjadi ciri khas pesantren," ujar Nawawi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan