Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi anak Indonesia di bawah usia lima tahun yang mengalami stunting yaitu 24,4 persen. Artinya sekitar 7 juta balita di Indonesia mengalami stunting.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun ikut turun tangan untuk menghadapi stunting. Salah satunya dengan mengembangkan produk pangan berbahan ikan.
"Produk turunan ikan berupa hidrolisat dari ikan non ekonomis yang diproses secara biologi, dilakukan dalam membantu penanganan stunting," ujar Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito secara daring, Kamis 16 Maret 2023.
Selain itu pengelolaan ikan dengan metode riset tersebut, juga dapat menghasilkan pangan tinggi protein. Hal ini juga akan menyelesaikan masalah kekurangan protein hayati bagi anak Indonesia.
"Kasus kekurangan protein atau malnutrisi yang masih menjadi beban Indonesia kita harapkan dapat dilakukan melalui ikan yang kita proses melalui riset ini," terang dia.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Muhammad Hasbi sebelumnya menyebutkan, kesehatan anak di sekolah mesti dijaga lebih ketat. Menurutnya mesti ada perubahan pada pola hidup anak.
"Selama ini banyak makanan tidak sehat di sekitar anak. Tinggi garam, tinggi gula, tinggi penyedap sehingga memperburuk gizi anak," tuturnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Baca juga: Inovasi Bidang Maritim Bakal Dukung Kemandirian Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News