Muhammadiyah. Foto: Muhammadiyah.or.id
Muhammadiyah. Foto: Muhammadiyah.or.id

23 Pahlawan Nasional ini Merupakan Kader Muhammadiyah

Citra Larasati • 10 November 2024 23:17
Jakarta:  Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional, yang memperingati pecahnya pertempuran antara pejuang Indonesia melawan gempuran Inggris dan sekutunya di Surabaya pada 1945.  Pertempuran tersebut berlangsung selama 3 pekan dan melibatkan berbagai unsur masyarakat tak terkecuali kader-kader Muhammadiyah Jawa Timur ikut angkat senjata.
 
Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 Presiden Soekarno menetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional.  Namun siapa sajakah yang layak menyandang gelar sebagai pahlawan nasional? 

Pengertian pahlawan nasional

Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia yang berjasa bagi negara, baik dalam membela bangsa dari penjajahan, melakukan tindakan kepahlawanan, atau menghasilkan karya besar.
 
Pembagian kategori pahlawan nasional telah ditetapkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2009.  Kategorinya adalah pahlawan priklamator, pahlawan kebangkitan nasional dan pahlawan perintis kemerdekaan, serta pahlawan kemerdekaan nasional. 

Untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, seseorang harus memenuhi sejumlah persyaratan. Mulai dari syarat umum dan khusus, dan tentunya telah diusulkan dan ditetapkan presiden.
 
Berdasarkan data, terdapat 206 pahlawan nasional hingga 2023.  Terbagi atas 190 pahlawan laki-laki dan 16 pahlawan nasional perempuan. Dari jumlah tersebut, terdapat 23 orang yang merupakan kader Muhammadiyah.
 
Mengutip laman Muhammadiyah.or.id, para pahlawan nasional yang berasal dari Muhammadiyah tersebut memiliki profesi dan latar belakang yang beragam. Mulai dari ulama, cendekiawan, politisi hingga militer.  Seluruhnya memiliki peran penting dalam sejumlah peristiwa penting Bangsa Indonesia, mulai dari persiapan kemerdekaan, proklamasi, agresi militer hingga pascakemerdekaan.

23 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Muhammadiyah

1. Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan merupakan pendiri Muhammadiyah. Ia membangun SDM, pemerataan sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan keagamaan sebagai prasyarat menuju kemerdekaan Indonesia dari pembangunan. Peran Ahmad Dahlan juga merupakan bukti suksesnya Muhammadiyah melahirkan pahlawan-pahlawan nasional lainnya.
 
Atas jasa-jasanya, KH Ahmad Dahlan ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional dengan surat Keputusan Presiden no.657 tahun 1961.

2. Siti Walidah (Istri KH Ahmad Dahlan)

Siti Walidah merupakan Istri KH Ahmad Dahlan yang ikut berperan saat Muhammadiyah memperjuangkan rekonstruksi peran perempuan yang lebih modern, aktif dan luas dalam urusan publik, keagamaan, dan perjuangan Nasional. Ia mendirikan Organisasi Aisyiyah, yang membuatnya ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 22 September 1971 melalui SK No.042/TK/1971.

3. Soekarno

Presiden pertama RI ini merupakan Ketua Bagian Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu.  Proklamator RI ini juga memiliki pengaruh besar di dunia dengan Gerakan Non-Blok (GNB) di konferensi Asia-Afrika.  Ayah dari Megawati Soekarnoputri ini pun menerima anugerah pahlawan proklamator pada 1986 dan gelar pahlawan nasional pada 2012.

4. Fatmawati

Fatmawati merupakan istri Soekarno. Ia adalah aktivis Nasyiatul Aisyiyah Bengkulu ini merupakan istri Sukarno. Ayah dan ibu Fatmawati juga aktivis militan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Ia orang pertama yang menjahit bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2000 melalui Keppres RI No.118/TK/2000.

5. Jenderal Soedirman

Soedirman merupakan jenderal bintang lima pertama di Indonesia sekaligus anggota pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah dan guru HIS (SD) Muhammadiyah di Cilacap. Jenderal Soedirman diberi gelar sebagai Bapak TNI karena memimpin TKR dalam pertempuran Ambarawa, memimpin PETA melucuti senjata Jepang, mendirikan BKR, dan memimpin gerilya selama Agresi Militer II tahun 1948-1949. Pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional pada 10 Desember 1964 lewat Keppres No.314 Tahun 1964.

6. Soetomo

Pendiri Budi Utomo ini merupakan anggota PKO dan penasihat urusan kesehatan Muhammadiyah sejak 1925. Soetomo turut mendirikan RS Muhammadiyah Surabaya. Pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional lewat Surat Keputusan Presiden RI No.657/1961.

7. Haji Agus Salim

Agus Salim adalah anggota Muhammadiyah di masa KH Ahmad Dahlan,  Memiliki banyak peran dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satunya menjadi anggota BPUPKI. Ia memimpin sejumlah misi diplomatik ke Timur Tengah (1947) dan mewakili Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Beliau juga beberapa kali menjabat Menteri Luar Negeri. Agus Salim dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres No.657 pada 27 Desember 1961.

8. Mas Mansur

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1937-1942) ini adalah anggota Empat Serangkai bersama dengan Hatta, Sukarno, dan Ki Hajar Dewantara. Mas Mansur pernah menjadi pemimpin Putera pada masa pendudukan Jepang. Mas Mansyur ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK No.162 Tahun 1964 pada 26 Juni 1964.

9. Djuanda Kartawidjaja

Djuanda Kartawidjaja mendapat gelar sebagai Bapak Maritim lewat Deklarasi Djuanda. Ia memiliki latar belakang pengurus Muhammadiyah Tasikmalaya dan guru SMA Muhammadiyah Kramat, Jakarta. Djuanda juga memelopori dunia penerbangan nasional. Beliau pernah menjabat sebagai Menhub, Menkeu, Menhan, dan Menteri PU. Djuanda diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional lewat Keppres No.244 Tahun 1963.

10. Haji Fachrodin

Haji Fachrodin adalah tokoh pers, pendiri Suara Muhammadiyah. Ia adalah perintis Badan Penolong Haji Indonesia. Aktif dalam aktivisme politik di CDI dan PSI, serta pernah menjabat Sekretaris PP Muhammadiyah. Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional lewat Keppres No.162 Tahun 1964.

11. Otto Iskandar Dinata

Dijuluki Si Jalak Harupat, Otto merupakan seorang guru di SMA Muhammadiyah Kramat Jakarta. Pernah menjadi anggota BPUPKI dan mempersiapkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Usulnya agar Sukarno-Hatta dipilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden diterima secara aklamasi dalam sidang PPKI 18 Agustus 1945. Otto Iskandar Dinata dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres No.088/TK/1973, 6 November 1973.

12. Andi Sultan Daeng Radja

Pegiat Muhammadiyah Bulukumba ini adalah peserta Kongres Pemuda 1928 dan pemrakarsa PPNI. Ia menjadi wakil Sulsel dalam sidang PPKI. Riwayat hidupnya penuh dengan aksi militan melawan kolonialisme di Indonesia. Pemerintah mengangkat beliau sebagai Pahlawan Nasional lewat Keppres No.085/TK/2006.

13. Teuku H Muhammad Hasan

Mantan menteri pendidikan dalam Kabinet Darurat 1948-1949 ini adalah Konsul pertama Muhammadiyah di Kutaraja Aceh, 1927. Pernah menjadi wakil ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).  Beliau mendapatkan gelar Pahlawan Nasional melalui Keppres No.085/TK/2006.

14. Adam Malik

Anggota pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah ini adalah sosok yang menyiarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pernah menjabat sebagai Wakil Presiden RI ke-3, Menlu dan Ketua Majelis Umum PBB. Adam Malik merupakan salah satu pendiri ASEAN dan Kantor Berita ANTARA. Melalui Keppres No.107/TK/1998 pada 6 November 1998, Adam Malik diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

15. Buya Hamka

Ulama kharismatik Muhammadiyah ini adalah sastrawan, jurnalis, juga pejuang politik dan gerilya melawan pasukan Belanda dan Jepang di Sumatera Barat. Menjabat sebagai Ketua MUI pertama, Buya Hamka dianugerahi gelar Pahlawan Nasional lewat SK No.113/TK/2011.

16. Ki Bagus Hadikusumo

Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953) merupakan anggota BPUPKI dan PPKI, dan menjadi tokoh kunci penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Terlibat dalam penyusunan  pembukaan UUD 1945. Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional lewat Keppres No.116/TK/2015.

17. Nani Wartabone

Tokoh Muhammadiyah asal Gorontalo ini merupakan pejuang militan melawan penjajah Belanda. Beliau mendirikan Jong Gorontalo di Surabaya pada tahun 1923, menjadi Ketua PNI cabang Gorontalo, dan mendirikan Komite 12 pada 1941, sebuah untuk menghadapi Perang Pasifik. Nani Wartabone dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK No.085/TK/2003.

18. Lafran Pane

Dibesarkan dengan pendidikan Muhammadiyah, Lafran Pane tumbuh menjadi aktivis politik. Ia ikut terlibat dalam penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk mempersiapkan proklamasi. Dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Lafran Pane dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 115/TK/2017.

19. AR Baswedan

Mubalig Muhammadiyah kelahiran Ampel, Surabaya ini adalah anggota BPUPKI, BP-KNIP, parlemen dan Dewan Konstituante. Pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan Indonesia ke-2 era Kabinet Sjahrir. Misi Diplomatiknya ke Arab menghasilkan pengakuan kemerdekaan Indonesia secara de jure dan de facto dari Mesir. AR Baswedan ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK No.123/TK/ 2018.

20. Gatot Mangkupraja

Wakil Ketua PP Muhamadiyah ini merupakan anggota BPUPKI. Gatot juga merintis pendirian pasukan sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Gatot memperoleh anugerah gelar Pahlawan Nasional lewat SK Presiden No.089/TK/2004.

21. Letkol Mohammad Sroedji

Letkol Sroedji merupakan anggota pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah. Ia gugur dalam peperangan melawan pasukan Belanda di desa Karang Kedawung Kedawung, Jember, 1949. Almarhum mendapatkan penghormatan Bintang Mahaputra lewat Keppres No.91/TK/2016.

22. Abdul Kahar Muzakkir

Abdul Kahar Muzakkir adalah anggota PP Muhammadiyah. Meski perjuangannya banyak di bidang pendidikan, beliau juga terlibat dalam keanggotaan Panitia Sembilan jelang proklamasi 1945. Di masa revolusi, beliau ikut membina mental milisi Angkatan Perang Sabil (APS). Gelar Pahlawan Nasional dia dapatkan lewat Keppres No.120/TK/2019.

23. Kasman Singodimedjo

Kasman merupakan Ketua Muhammadiyah Cabang Jakarta dan anggota PP Muhammadiyah. Di bidang militer dia pernah menjadi Komandan PETA dan BKR. Di bidang politik, menjabat sebagai anggota PPKI, Ketua KNIP, menjadi Jaksa Agung pertama RI, dan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II. Kasman dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan Keppres No.123/TK/Tahun 2018.
Baca juga:  7 Pahlawan Indonesia yang Jarang Dikenal Tapi Berperan Besar dalam Kemerdekaan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan