Teleskop CSST. Foto: China National Space Administration
Teleskop CSST. Foto: China National Space Administration

Tiongkok Bangun Teleskop Antariksa Canggih yang Bisa Bertahan Puluhan Tahun

Renatha Swasty • 25 Februari 2025 12:18
Jakarta: Tiongkok tengah membangun teleskop luar angkasa canggih yang dapat menyaingi James Webb Space Telescope (JWST) dan bertahan lebih lama di orbit. Teleskop ini bernama China Space Station Telescope (CSST) dan akan menjadi salah satu observatorium paling canggih di luar angkasa.
 
Dikutip dari laman livescience.com, CSST akan memiliki kemampuan yang dapat menyaingi JWST dan dirancang agar dapat diperbaiki serta ditingkatkan langsung dari luar angkasa. CSST akan bergabung dengan generasi teleskop luar angkasa masa depan, seperti Teleskop Antariksa Euclid milik Badan Antariksa Eropa, Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman milik NASA, serta Observatorium Vera C. Rubin, sebuah instalasi berbasis darat yang diperkirakan mulai beroperasi pada musim panas ini. Salah satu misi utama CSST adalah melakukan survei kosmos untuk mengungkap berbagai misteri astronomi dan kosmologi.

Misi utama CSST

Dalam bahasa Mandarin, CSST dikenal sebagai Xuntian, yang berarti "mengawasi langit." Para ilmuwan proyek ini membagikan detail terbaru mengenai misi teleskop tersebut dalam makalah yang diunggah ke basis data pracetak arXiv pada 25 Januari. Teleskop ini dijadwalkan meluncur paling cepat pada 2026 dengan cermin utama berdiameter 6,6 kaki (2 meter).
 
Meskipun sedikit lebih kecil dibandingkan dengan cermin utama Teleskop Luar Angkasa Hubble, CSST memiliki keunggulan pada bidang pandangnya yang 300 kali lebih luas daripada Hubble. Observasinya juga mencakup spektrum cahaya dari ultraviolet dekat hingga inframerah dekat.

Dengan kemampuannya, CSST akan mengukur pelensaan gravitasi lemah, sebuah fenomena di mana cahaya dari galaksi jauh sedikit tertekuk akibat kelengkungan ruang oleh massa galaksi lain di depannya. Dengan memetakan ratusan ribu galaksi, para astronom berharap dapat menyusun peta distribusi materi di alam semesta, yang dapat membantu mengungkap misteri materi gelap atau zat misterius yang menyusun sebagian besar massa di alam semesta tetapi tidak dapat diamati secara langsung.
 
Baca juga: Fisikawan Pakai Teleskop James Web untuk Lacak Asteroid

Selain itu, CSST akan mempelajari ruang hampa dan gugusan galaksi. Ruang hampa adalah wilayah kosong yang luas di antara galaksi, sedangkan gugusan galaksi adalah kelompok galaksi yang sangat padat. Pola distribusi dan ukuran keduanya diyakini bergantung pada sifat energi gelap, yang berperan dalam percepatan ekspansi alam semesta.
 
CSST juga akan mencari supernova dan mengukur osilasi akustik barion, yaitu sisa gelombang suara dari masa awal alam semesta. Supernova membantu mengukur jarak galaksi yang jauh, sedangkan osilasi akustik barion memberikan informasi tentang evolusi alam semesta sejak miliaran tahun yang lalu.

Keunggulan CSST 

Salah satu keunggulan utama CSST dibandingkan dengan teleskop luar angkasa lainnya adalah kemampuannya untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Teleskop ini akan berbagi orbit dengan stasiun luar angkasa Tiangong milik Tiongkok, sehingga para astronot dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan, mengganti modul instrumen, serta melakukan peningkatan teknologi sesuai kebutuhan.
 
Kemampuan ini memberikan keuntungan besar dibandingkan dengan teleskop lain yang memiliki umur operasional terbatas. Apabila teleskop lain harus dihentikan operasinya setelah mengalami penurunan kinerja, CSST dapat terus memberikan data ilmiah yang berharga selama beberapa dekade ke depan melalui perawatan dan pembaruan rutin.
 
Dengan berbagai teknologi canggih yang dimilikinya, CSST diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang asal-usul alam semesta dan membantu menjawab pertanyaan mendasar dalam kosmologi. (Antariska)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan