Menristek Bambang Brodjonegoro. Foto: YouTube
Menristek Bambang Brodjonegoro. Foto: YouTube

Menristek: Bali Harus Hilangkan Ketergantungan Pada Pariwisata

Ilham Pratama Putra • 23 Desember 2020 16:01
Jakarta:  Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, sudah saatnya Bali melepaskan ketergantungan perekonomian dari sektor wisata. Bali harus memanfaatkan potensi yang ada seluas mungkin.
 
"Sudah saatnya Bali melakukan diversifikasi ekonomi. Menurut saya itu sudah bukan lagi rekomendasi atau saran, itu sudah menjadi dalam tanda petik keharusan (perekonomian Bali tidak bergantung pada pariwisata)," kata Bambang dalam Kegiatan Bakti Inovasi Universitas Udayana, Rabu, 23 Desember 2020.
 
Saran Bambang itu tercetus setelah melihat datangnya pandemi virus korona (covid-19) yang berdampak pariwisata Bali tak lagi segarang biasanya.

Apalagi tidak ada yang tahu hingga kapan pergerakan ekonomi dari pariwisata Bali dapat hidup seperti sedia kala.  Pun pemulihan ekonomi Bali yang tergantung dari pariwisata, tentu akan menjadi sangat sulit.
 
"Nah tentunya bagaimana kita mencari solusi agar masyarakat tidak terdampak," kata Bambang.
 
Baca juga:  Pakar Unpad Jelaskan Perbedaan Akurasi Tes Antigen dan PCR
 
Bambang mengaku telah melakukan riset singkat terkait keunggulan Bali di luar pariwisata. Salah satunya ialah pertanian yang berbasis komoditas.
 
Upaya ini dapat dilakukan dengan membudidayakan tanaman tertentu untuk dijual. Salah satu komoditas pertanian yang bisa dikembangkan yakni buah salak.
 
"Salak Bali kan sudah trademark, sudah terkenal, tapi kan tetap riset di bidang salak itu tetap penting. Karena dari riset mengenai benih maka lahirlah produk yang lebih bermutu," kata Bambang.
 
Bambang meminta Universitas Udayana dapat melakukan riset dan menjadikan salak bali sebagai satu komoditas. Fakultas Pertanian Universitas Udayana bisa diandalkan untuk membuat salak itu memiliki nilai lebih.
 
"Diversifikasi olahan hasil pertanian sangat menarik karena bisa menjadi makanan olahan dan obat herbal. Bapak ibu boleh saya sampaikan, yang kedua ini (obat herbal) sebenarnya sangat menjanjikan. Karena secara ekonomi sektor manufaktur kita, sektor manufaktur Indonesia yang paling maju itu adalah industri pengolahan bahan makanan," terang dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan