"Kampus tidak boleh menjadi menara gading. Sudah selayaknya (kampus) menjadi asupan gizi masyarakat yang ditunggu stakeholder yang akan memanfaatkannya," kata Yaqut dalam sambutannya pada acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), Senin, 25 Oktober 2021.
Ia mengatakan, hasil riset kampus mesti berdaya di masyarakat. Gelaran AICIS ini pun diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi yang menghasilkan solusi di masyarakat.
"Dunia kampus bisa terhubung dengan pasar, sehingga hasil risetnya dapat berdampak nyata," sambungnya.
Baca: AICIS 2021 Bahas Reaktualisasi Fikih dan Kebijakan Publik di Era Global
Yaqut berharap gelaran AICIS dapat mengembangkan dunia riset dari perguruan tinggi. Sehingga perguruan tinggi dapat mengeluarkan ide cemerlang yang mampu berkontribusi dalam pertimbangan kebijakan publik.
"Bangsa ini perlu gagasan segar untuk perubahan yang lebih baik dengan karya yang bermutu," tutupnya.
Kementerian Agama kembali menggelar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Gelaran kali ke-20 ini berlangsung di Kota Surakarta dengan tuan rumah UIN Raden Mas Said, mengusung tema “Islam in a Changing Global Context: Rethinking Fiqh Reactualization and Public Policy”.
Aicis merupakan forum diskusi dosen dan peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang diharapkan memberikan kontribusi teoritik dan praktik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang tengah di hadapi bangsa, utamanya dalam merespons perubahan global. Gelaran AICIS diharapkan berdampak dalam penguatan identitas ilmu pengetahuan Islam Indonesia yang menjadi rujukan keilmuan Islam dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News