"PRN yang sudah didesain lima tahun ke depan tetap dikerjakan, tapi memang ada tambahan prioritas mengingat adanya pandemi. Sehingga di luar PRN yang ditetapkan, kita juga beberapa prioritas produk terkait covid-19," jelas Bambang dalam rapat kerja secara virtual, Jumat, 27 November 2020.
Tambahan-tambahan itu berkaitan dengan vaksin, alat deteksi covid-19 seperti rapid test yang berbasis antigen, hingga alat deteksi covid-19 dari hembusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni GeNose. Pihaknya juga mendorong lahirnya immunomodulator atau suplemen untuk mencegah infeksi covid-19.
"Jadi kita kombinasikan antara PRN yang sudah ditetapkan dengan priortas terkait pencegahan covid-19," terangnya.
Baca: GeNose Masuk Uji Validasi, Diprediksi Siap Digunakan Akhir 2020
Guna mendukung PRN, dia ingin terbentuknya ekosistem inovasi yang terbentuk dari hulu ke hilir. Butuh infrastruktur dan fasilitas yang baik guna mendukung upaya tersebut.
"Tentunya kita ingin produk riset yang berkualitas tinggi tersebut harus bisa dihilirisasi untuk masuk ke sektor komersial, hingga ke masyarakat. Untuk itulah tahapan berikutnya dibangun dengan anggaran dan dukungan dari berbagai pihak," terangnya.
Salah satu cara hilirisasi, kata dia, yakni dengan pengembangan Science Techno Park (STP). Kawasan Sains dan Teknologi ini dibutuhkan agar hasil riset yang masih berupa purwarupa bisa dihilirisasi.
"Di STP bagaimana juga kita mendukung agar sektor industri atau swasta mau terlibat dalam research and development. Salah satu caranya agar mereka mau terlibat lebih dalam adalah insentif yang sudah disiapkan juga adanya super tax deduction," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News