Lalu, apa yang sebenarnya terjadi saat solstis? Yuk Simak penjelesannya yang dikutip dari unggahan di akun Instagram @brin_indonesia.
Apa Itu Solstis?
Titik Balik Matahari atau Solstice adalah momen ketika Matahari mencapai posisi paling utara atau selatan di langit Bumi. Fenomena ini menandai perubahan musim di kedua belahan Bumi:- Belahan Bumi Utara: Titik balik musim panas terjadi pada bulan Juni, sedangkan titik balik musim dingin terjadi pada bulan Desember.
- Belahan Bumi Selatan: Titik balik musim panas terjadi pada bulan Desember, sedangkan titik balik musim dingin terjadi pada bulan Juni.
Penyebab Terjadinya Fenomena Solstis:
- Kemiringan Sumbu Bumi: Sumbu Bumi yang miring 23 derajat menyebabkan perbedaan durasi penyinaran Matahari di setiap wilayah sepanjang tahun.
- Revolusi Bumi: Ketika Bumi mengorbit Matahari, posisi sumbunya berubah. Pada bulan Juni, belahan utara lebih condong ke Matahari, sehingga terjadi musim panas. Sebaliknya, pada bulan Desember, belahan selatan lebih condong, menghasilkan musim dingin.
- Posisi Matahari di Langit: Matahari mencapai titik terjauh di utara atau selatan, yang memengaruhi durasi siang-malam serta intensitas cahaya yang diterima Bumi.
Pada tahun ini, peristiwa Solstis terjadi pada 21 Juni ldan 21 Desember sebagai penanda penting dalam perubahan musim di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Manfaatkan AI, BRIN Singkap Rahasia Matahari Pakai AI |
Cara Mengamati Titik Balik Matahari
Titik Balik Matahari terjadi selama satu hari, tetapi efeknya dapat dirasakan beberapa hari sebelum dan sesudahnya. Berikut cara mengamatinya:- Bayangan: Perhatikan perubahan panjang bayangan saat Matahari terbit atau terbenam.
- Aplikasi: Gunakan aplikasi seperti Stellarium atau SkySafari untuk melacak posisi Matahari secara akurat.
- Pemandangan: Nikmati keindahan Matahari terbit atau terbenam yang sering disertai langit berwarna memukau.
Dampak Solstis di Indonesia
Meskipun tidak sejelas di wilayah empat musim, fenomena Titik Balik Matahari tetap memberikan pengaruh di Indonesia, seperti:- Durasi Siang dan Malam: Pada titik balik musim dingin (Desember), siang hari sedikit lebih pendek di belahan Bumi utara, sementara pada titik balik musim panas (Juni), siang hari sedikit lebih panjang. Namun, perbedaan durasi siang dan malam di Indonesia relatif kecil karena letaknya dekat khatulistiwa.
- Perubahan Pola Cuaca: Bulan Desember umumnya menandai musim hujan dengan suhu yang lebih lembab, sedangkan bulan Juni biasanya musim kemarau dengan suhu lebih hangat dan udara lebih kering.
- Fenomena Langit: Posisi Matahari mempengaruhi sudut pencahayaan, menciptakan perbedaan bayangan saat Matahari terbit dan terbenam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News