Ilustrasi: Medcom
Ilustrasi: Medcom

Mengenal Solstis, Fenomena Titik Balik Matahari Penanda Pergantian Musim

Citra Larasati • 21 Desember 2024 22:15
Jakarta: Perubahan musim selalu menarik untuk diperhatikan, dan salah satunya dipengaruhi oleh Titik Balik Matahari atau solstis. Meski Indonesia tidak mengalami empat musim, fenomena ini tetap berdampak. 
 
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi saat solstis? Yuk Simak penjelesannya yang dikutip dari unggahan di akun Instagram @brin_indonesia.

Apa Itu Solstis?

Titik Balik Matahari atau Solstice adalah momen ketika Matahari mencapai posisi paling utara atau selatan di langit Bumi. Fenomena ini menandai perubahan musim di kedua belahan Bumi:
  • Belahan Bumi Utara: Titik balik musim panas terjadi pada bulan Juni, sedangkan titik balik musim dingin terjadi pada bulan Desember.
  • Belahan Bumi Selatan: Titik balik musim panas terjadi pada bulan Desember, sedangkan titik balik musim dingin terjadi pada bulan Juni.

Penyebab Terjadinya Fenomena Solstis:

  1. Kemiringan Sumbu Bumi: Sumbu Bumi yang miring 23 derajat menyebabkan perbedaan durasi penyinaran Matahari di setiap wilayah sepanjang tahun.
  2. Revolusi Bumi: Ketika Bumi mengorbit Matahari, posisi sumbunya berubah. Pada bulan Juni, belahan utara lebih condong ke Matahari, sehingga terjadi musim panas. Sebaliknya, pada bulan Desember, belahan selatan lebih condong, menghasilkan musim dingin.
  3. Posisi Matahari di Langit: Matahari mencapai titik terjauh di utara atau selatan, yang memengaruhi durasi siang-malam serta intensitas cahaya yang diterima Bumi.
Periset dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Johan Muhamad menjelaskan, secara singkat tentang terjadinya fenomena Solstis atau titik balik matahari.  “Fenomena titik balik Matahari terjadi akibat sumbu rotasi Bumi yang tidak sejajar dengan sumbu revolusi Bumi mengelilingi Matahari, dan menjadi penanda penting dalam silih bergantinya musim," ujar Johan dalam unggahan yang sama, dikutip Sabtu, 21 Desember 2024.
 
Pada tahun ini, peristiwa Solstis terjadi pada 21 Juni ldan 21 Desember sebagai penanda penting dalam perubahan musim di berbagai belahan dunia.
 
Baca juga:  Manfaatkan AI, BRIN Singkap Rahasia Matahari Pakai AI

Cara Mengamati Titik Balik Matahari

Titik Balik Matahari terjadi selama satu hari, tetapi efeknya dapat dirasakan beberapa hari sebelum dan sesudahnya. Berikut cara mengamatinya:
  • Bayangan: Perhatikan perubahan panjang bayangan saat Matahari terbit atau terbenam.
  • Aplikasi: Gunakan aplikasi seperti Stellarium atau SkySafari untuk melacak posisi Matahari secara akurat.
  • Pemandangan: Nikmati keindahan Matahari terbit atau terbenam yang sering disertai langit berwarna memukau.

Dampak Solstis di Indonesia

Meskipun tidak sejelas di wilayah empat musim, fenomena Titik Balik Matahari tetap memberikan pengaruh di Indonesia, seperti:
  1. Durasi Siang dan Malam: Pada titik balik musim dingin (Desember), siang hari sedikit lebih pendek di belahan Bumi utara, sementara pada titik balik musim panas (Juni), siang hari sedikit lebih panjang. Namun, perbedaan durasi siang dan malam di Indonesia relatif kecil karena letaknya dekat khatulistiwa.
  2. Perubahan Pola Cuaca: Bulan Desember umumnya menandai musim hujan dengan suhu yang lebih lembab, sedangkan bulan Juni biasanya musim kemarau dengan suhu lebih hangat dan udara lebih kering.
  3. Fenomena Langit: Posisi Matahari mempengaruhi sudut pencahayaan, menciptakan perbedaan bayangan saat Matahari terbit dan terbenam.
Titik Balik Matahari memberikan kita pemahaman lebih tentang pergantian musim dan dampaknya, meski Indonesia tidak mengalami empat musim. Fenomena ini tetap menarik untuk dipelajari dan diamati karena memengaruhi berbagai hal di sekitar kita, seperti durasi siang dan malam serta cuaca. ( Nanda Sabrina Khumairoh )

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan