Kondisi seperti ini dapat menimbulkan berbagai bibit penyakit, seperti munculnya bibit nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Data Kementerian Kesehatan melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik menyebutkan sampai Juli 2021, Kota Bandung masuk sebagai satu dari tiga kota di Indonesia dengan kasus DBD tertinggi, yaitu 1.191 kasus. Salah satu kasus tertinggi adalah di Kelurahan Sekejati.
Rombongan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) beserta delegasi yang tergabung dalam acara TC Project Coordination Meeting RAS5095: “Enhancing The Capacity and The Utilization of The Sterile Insect Technique for Aedes Mosquito Control” bersama-sama berjalan menyusuri gang-gang sempit di permukiman RW 04 Kelurahan Sekejati Kota Bandung. Hal itu untuk meninjau Studi Percontohan Pelepasan Nyamuk Jantan Mandul Berbasis Radiasi di Indonesia.
Studi percontohan pelepasan nyamuk jantan mandul berbasis radiasi di Indonesia ini merupakan implementasi dari hasil penelitian Teknik Serangga Mandul (TSM) yang merupakan hasil penelitian dari Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) BRIN. Teknik Serangga Mandul adalah teknik yang digunakan untuk memandulkan nyamuk jantan dengan menggunakan radiasi sinar gamma.
Tujuan Teknik Serangga Mandul untuk menurunkan jumlah populasi nyamuk dengan cara menyebarkan nyamuk jantan pada habitatnya. Meskipun terjadi perkawinan antara nyamuk jantan dengan nyamuk betina, namun dari perkawinan tersebut tidak akan terjadi pembuahan. Sehingga, jumlah populasi nyamuk semakin lama semakin menurun.
Salah satu peneliti dari PRTPR BRIN, Hadian Iman Sasmita, yang juga menjadi leader dalam kegiatan lapangan untuk delegasi ini menyampaikan sistem pengendalian nyamuk Aedes yang digunakan dalam projek ini adalah hasil kolaborasi antara BRIN, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, National Chung Hsing University (NCHU) Taiwan, dan masyarakat setempat di Kelurahan Sekejati, Kota Bandung.
Dia menjelaskan sistem pengendalian nyamuk Aedes ini melakukan tiga pendekatan, melingkupi ovitrap surveillance, socio-economic survey, dan serological study. Sejak September 2018, pemasangan perangkap telur nyamuk (ovitrap) telah dilakukan di beberapa rumah penduduk dan area publik.
Seperti Kelurahan Sekejati, Kota Bandung yang ditujukan untuk mengetahui distribusi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang merupakan vektor dari penyakit DBD melalui pengecekan keberadaan telur nyamuk dalam ovitrap tersebut. Data ini juga akan berguna sebagai acuan dalam menentukan tingkat serangan penyakit DBD.
Aedes nyamuk paling mematikan
Guru Besar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Intan Ahmad Musmeinan, yang juga salah satu leader dari kegiatan pengendalian nyamuk Aedes ini menyampaikan DBD merupakan salah satu masalah kesehatan signifikan di dunia. Terutama, di negara tropis.“Nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia,” kata Intan.
Intan menyampaikan kasus DBD pertama kali ditemukan di Jakarta dan Surabaya pada 1968. Kasus DBD semakin meningkat dari waktu ke waktu.
“Angka kematian akibat DBD tidak berada pada tingkat yang sangat tinggi tetapi tetap dapat membahayakan,” papar Intan.
Sampai saat ini, pemerintah telah menerapkan sejumlah tindakan pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Misalnya, penggunaan bahan kimia yaitu fogging dengan insektisida, edukasi kepada masyarakat, dan pengurangan tempat perkembangbiakan nyamuk.
Tetapi hal itu tidak dapat mencegah bertambahnya populasi nyamuk. “Kita perlu pendekatan baru,” ujar Intan.
DBD masih menjadi problematika serius di dunia bahkan Indonesia dengan terus meningkat signifikan walaupun telah dilakukan berbagai cara pencegahan dan pengendalian. Intan mengatakan perlu ditentukan arah riset dengan mengubah filosofi dan tujuan pengendalian DBD.
“Mengurangi ketergantungan pada insektisida, tetapi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satunya dengan Teknik Serangga Mandul sehingga menekan jumlah populasi nyamuk,” jelas Intan.
Baca juga: Dosen Unpad Kembangkan Model Prediksi Penyebaran Dengue dan Covid-19 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News