Vent-I, Ventilator portabel buatan ITB. Foto: Dok. ITB
Vent-I, Ventilator portabel buatan ITB. Foto: Dok. ITB

Inovator ITB, Sempat Pinjam Uang Rp100 Juta untuk Kembangkan Vent-I

Citra Larasati • 29 Januari 2021 17:46
Jakarta:  Ketua Tim Ventilator Portabel Indonesia (Vent-I), Dr. Ir. Syarif Hidayat mengaku sempat menggunakan uang pinjaman sebesar Rp100 juta untuk mengembangkan Vent-I, ventilator portabel asli buatan Indonesia. Vent-I merupakan inovasi alat bantu pernapasan bagi pasien covid-19 hasil kolaborasi Yayasan Masjid Salman, ITB, serta Universitas Padjadjaran (Unpad).
 
Syarif mengungkapkan, bahwa Vent-I dibuat atas dasar kepeduliannya pada sesama dan kondisi negara yang belum kunjung membaik akibat pandemi covid-19.  Simtom dari virus ini membuat alveoli manusia tidak berfungsi, sehingga manusia tidak bisa menghirup oksigen dan mengakibatkan kegagalan fungsi organ yang bisa berujung pada kematian.
 
Pada awal pembuatannya, ventilator harus diuji terus menerus dengan cara terus digunakan tanpa henti. Ia dan timnya melakukan pengujian pada motor yang dibeli di pasaran namun tidak tahan lama dan mudah rusak.

Lebih lanjut Syarif menjelaskan, bahwa butuh waktu satu bulan untuk bisa lulus uji alat ventilator.  Mulai dari uji ketahanan, keamanan, dan lainnya. Pembuatan dan pengembangan Vent-I diakui Syarif melibatkan banyak UMKM, mulai dari produksi casing, selang, serta komponen-komponen lainnya.
 
Bahkan, beberapa komponen utama Vent-I diproduksi di Polman (Politeknik Manufaktur Bandung), sedangkan untuk perakitannya dilakukan di Polban (Politeknik Negeri Bandung), PT Dirgantara Indonesia, dan juga Kudus.
 
“Saya sudah habis uang pinjaman hingga Rp100 juta saja belum bisa menghasilkan ventilator yang sesuai. Akhirnya, dengan saran seorang kawan, kami menghimpun dana dari masyarakat dan tak disangka kami dapat menghimpun sebesar Rp12 miliar. Dana tersebut bahkan hampir setara dengan pembuatan 1.000 ventilator yang ideal,” tutur Syarif, dikutip dari laman ITB, Jumat, 29 Januari 2021.
 
Semua alat Vent-I dikirim ke Masjid Salman untuk dilakukan Quality Control (QC). Ia menyebutkan, ada sekitar 100 orang yang terlibat dalam pengecekan QC yang terdiri dari para ahli dan mahasiswa.
 
Kemudian setelah disterilisasi dan dikemas, baru Vent-I bisa didistribusikan ke rumah sakit yang membutuhkan. Hingga Juli 2020, dari dana masyarakat yang didapatkan, pihaknya bisa mendistribusikan sekitar 1.000 ventilator ke 277 rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia.
 
Baca juga:  Vent-I Diluncurkan, Ventilator Portabel Buatan ITB
 
Hal ini pun berkat dukungan lebih dari 2.000 donatur dan 54 instansi yang terlibat.  Pada Januari 2021, Vent-I telah resmi diproduksi di PT Panasonic Health Care. Hal ini merupakan sejarah pertama bagi kita bahwa produk buatan anak negeri bisa diproduksi oleh perusahaan asing (Jepang).
 
“Ini adalah kerja gotong royong yang sesungguhnya, karena teknologi yang benar dikerjakan secara bersama-sama. Sebagai seorang insinyur, patut berendah hati untuk bertanya pada dokter atau siapapun yang mengerti pentingnya alat ini ada. Jangan membatasi pengetahuan atau pun sumbangan-sumbangan pemikiran yang kreatif,” pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan