Peneliti Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Bharoto. Foto: Dok. BRIN
Peneliti Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Bharoto. Foto: Dok. BRIN

Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Restorasi dan Konservasi Cagar Budaya

Citra Larasati • 24 Maret 2022 23:13
Jakarta: Teknologi radiasi dan nuklir menjadi salah satu metode untuk melakukan riset dan perawatan pada suatu benda warisan budaya.  Teknologi ini sekaligus dapat menjaga keutuhan dan keaslian benda cagar budaya tersebut.
 
Pembahasan pemanfaatan teknologi nuklir untuk preservasi cagar budaya dilakukan pada acara simposium yang dilakukan secara virtual pada 22-23 Maret 2022 dan mengambil tema “Application of Radiation Techniques for Cultural Heritage Research”, di Bangkok, Thailand. Simposium ini diselenggarakan oleh ASEAN Large Nuclear and Synchrotron Facility Network (LNSN). 
 
Deputi Direktur Thailand Institute of Nuclear Technology (TINT), Thawatchai Onjun mengatakan,  bahwa warisan budaya atau cultural heritage adalah peninggalan kebudayaan yang memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang penting untuk dijaga dan dilestarikan.  Untuk itu, Thawatchai berharap agar para periset dapat saling berbagi ilmu pengetahuan untuk kepentingan pelestarian cagar budaya.

"Dalam kesempatan ini mari kita saling berbagi pengetahuan, informasi juga mempromosikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk pelestarian cagar budaya,” ujar Thawatchai, dalam sambutannya di simposium, dikutip dari keterangan tertulis BRIN, Kamis, 24 Maret 2022.
 
Peneliti Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bharoto menjelaskan, bahwa Indonesia saat ini telah memiliki dan memaanfaatkan teknologi radiasi dalam melakukan riset. Termasuk untuk penelitian peninggalan budaya nusantara. “Reaktor riset digunakan untuk berbagai keperluan penelitian.
 
Menurut Bharoto, beberapa instrumennya ada di Laboratorium Hamburan Neutron. "Ada pula fasilitas radiografi neutron, di mana kita menggunakan sumber neutron dari reactor G.A. Siwabessy,” jelas Bharoto.
 
Bharoto juga mempersilakan para peneliti untuk bekerja sama sekaligus memanfaatkan fasilitas yang dimiliki oleh BRIN. “Kami ingin memanfaatkan fasilitas neutron untuk riset arkeologi, selain memiliki fasilitas hamburan neutron, kami juga memiliki Gamma and X-Ray Computed Tomography dan Nuclear Analitycal Techniques (NAT), jika anda tertarik untuk menggunakan fasilitas ini, bisa menghubungi kami secara langsung”, ungkap Bharoto.
 
Ia juga berharap agar dapat berkolaborasi dengan para periset.  "Kita juga memiliki rencana untuk mengundang periset untuk bisa bergabung dengan grup riset kami dalam program doktoral ataupun profesor riset,” tambahnya.
 
Manajer Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir-Thailand Institute of Nuclear Technology, Kanokporn Boonsirichai mengungkapkan, bahwa pihaknya juga memanfaatkan teknologi nuklir untuk preservasi cagar budaya.
 
Thailand sendiri, khususnya TINT telah menggunakan beberapa teknik nuklir untuk melakukan preservasi terhadap cagar budaya. "Teknik nuklir yang kami gunakan seperti dengan menggunakan Radiocarbon untuk mengetahui umur fosil purbakala juga dengan Uji Tak Rusak (Non Destructive Test) untuk mengungkap teknologi yang dipakai di masa lalu ataupun untuk untuk mengungkapkan sejarah yang tersembunyi pada suatu artefak,” ungkapnya.
 
Institut Teknologi Nuklir Thailand ke depannya juga sedang menyiapkan penggunaan teknik Particle-induced X-ray emission (PIXE).  "Yaitu teknik analisis unsur menggunakan berkas partikel berenergi tinggi sebagai probe dan sinar-X karakteristik dari unsur-unsur sebagai sinyal analitis,” tambah Kanokporn.
 
Pakar analis struktur Xray, dari Departemen Kimia, Universitas Antwerp, Belgia, Koen Janssens, menceritakan bahwa Belgia menggunakan teknik X-Ray untuk menganalisa lukisan kuno. Dengan metode X-Ray radiografi, lukisan kuno yang sudah usang bisa mendekonstruksi rakitan cat yang kompleks pada suatu karya lukis secara horizontal dan vertikal.
 
Baca juga:  BRIN Kini Miliki 3 Fasilitas Riset Deteksi Produk Halal
 
Kemudian memberikan analisis tentang proses produksi karya tersebut secara mengenai teknik melukis serta gaya lukis pembuatnya.  Teknik ini juga dilakukan oleh Museum Louvre di Perancis, yang merestorasi karya lukis kuno yang sudah usang dengan teknik X – Ray, X – Ray Imaging, Radiografi, Emissiografi dan Tomografi.
 
C2RMF menggunakan Tomografi untuk melakukan rekonstruksi struktur, restorasi pada bagian tertentu, fabrikasi ataupun ukuran suatu benda.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan