Fantom atau maneken medis merupakan model tiruan yang memiliki kesetaraan bentuk anatomi dan jaringan dengan manusia sesungguhnya. Fantom memiliki peran penting sebagai pengganti manusia dalam perencanaan diagnostik hingga penanganan terapi pasien dengan radiasi pengion.
“Fantom memiliki peranan penting, sehingga Indonesia harus bisa mengembangkan fantom secara mandiri,” ucap dosen itu saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Fantom dalam Aplikasi Fisika Medis untuk Kemandirian Jaminan Mutu dan Kontrol Kualitas di Indonesia saat pengukuhan guru besar melalui siaran pers, Senin, 27 November 2023.
Endarko mengungkapkan pentingnya fantom untuk memperkirakan dosis radiasi yang dikirim ke pasien. Hal tersebut dikarenakan dosis yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan hingga meningkatkan risiko kanker.
Salah satu pengembangan fantom yang berhasil dilakukan Endarko adalah fantom tiroid yang bermanfaat dalam terapi, diagnosis, dan proteksi radiasi di bidang kedokteran nuklir. Pada proses terapi iodium radioaktif, fantom diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kadar aman dosis yang digunakan.
“Harapannya juga bisa menjadi dasar penyusunan proteksi radiasi di rumah sakit,” ujar Kepala Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika, Departemen Fisika ITS tersebut.
Endarko juga berhasil mengembangkan fantom payudara untuk menilai kualitas gambar pada tingkat dosis yang sesuai dengan rekomendasi International Atomic Energy Agency (IAEA) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Sehingga, fantom payudara tersebut bermanfaat sebagai jaminan kualitas radioterapi pada kasus kanker payudara pascamastektomi atau pengangkatan payudara.
Guru Besar bidang Ilmu Biofisika dan Instrumentasi Medis itu juga berhasil mengembangkan fantom medis anak sesuai dengan ukuran anak Indonesia. Minimnya produsen fantom medis di Indonesia, berdampak pada tidak tersedianya fantom tubuh yang sesuai dengan ukuran anak Indonesia.
“Padahal hal tersebut dapat berdampak pada ketidaktepatan dosis yang diberikan kepada anak,” uajr dia.
Dia mengatakan risiko paparan radiasi pengion akan meningkat apabila terpapar pada ibu hamil. Pasalnya, janin yang sedang dikandung akan berisiko mengalami kerusakan jaringan tubuh, kelainan, hingga keguguran.
Sehingga, apabila terdapat keadaan darurat yang membutuhkan peran radiasi pengion, dibutuhkan fantom yang menyerupai bentuk nyata dari ibu hamil. Menilik beberapa peranan penting fantom, disimpulkan fantom merupakan elemen penting dalam bidang diagnostik dan terapi.
Tiap rumah sakit di Indonesia perlu memiliki fantom medis sebagai jaminan mutu dan kontrol kualitas. Terutama, fantom yang dibuat sendiri di Indonesia.
“Pengembangan fantom di Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor,” harap Endarko.
Baca juga: Guru Besar ITS Dorong Kampus Kembangkan Alutsista Ramah Lingkungan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News