Jumlah tersebut sangat jauh dari rasio ideal keberadaan dokter spesialis. Seharusnya rasio ideal adalah 1 dokter untuk 100 ribu penduduk.
Dengan jumlah penduduk mencapai 284 juta lebih, Indonesia idealnya membutuhkan 2 ribu lebih dokter spesialis bedah saraf. Melihat kondisi ini, keberadaan Program Pendidikan Dokters Spesialis (PPDS) bedah saraf di kampus pun harus lebih masif lagi.
Berkaitan dengan PPDS bedah saraf, Ketua Program Studi PPDS Bedah Saraf FK Universitas Pelita Harapan (UPH), Julius July menegaskan jika dalam PPDS Bedah Saraf terdapat program yang sangat penting. Diantaranya program bidang neuro-onkologi.
Apa itu Neuro-onkologi?
Program Neuro-onkologi adalah bidang spesialisasi di dunia kedokteran yang fokus pada diagnosis, pengobatan, dan penelitian penyakit tumor yang menyerang sistem saraf, baik otak, sumsum tulang belakang, maupun saraf perifer. Secara sederhana, neuro-onkologi merupakan gabungan antara ilmu bedah saraf, onkologi (ilmu tentang kanker), dan neurologi (ilmu tentang saraf).Di UPH sendiri kata Julius, PPDS Bedah Saraf akan mulai menerima mahasiswa perdana pada tahun akademik 2026/2027. Salah satu fokus yang dijalankan di UPH adalah neuro-onkologi.
"Kami ingin mencetak dokter spesialis bedah saraf yang unggul, inovatif, dan memiliki fokus kuat di bidang neuro-onkologi. Program ini diharapkan dapat mempercepat tercapainya rasio ideal dan menghadirkan pelayanan medis yang berdampak luas bagi masyarakat," jelas Julius dalam keterangannya, Selasa 13 Oktober 2025.
Program ini juga dirancang sebagai ruang kolaborasi akademik dan klinis yang berstandar internasional. Tim kurikulum FK UPH telah menyiapkan kurikulum berbasis kompetensi dengan pembelajaran aktif, berbasis penelitian, serta menekankan etika profesi dan pelayanan berbasis bukti (evidence-based medicine).
"Bidang ini menitikberatkan pada diagnosis dan penanganan tumor otak, tulang belakang, serta penyakit saraf akibat kanker. Mahasiswa akan dibimbing untuk menjadi dokter spesialis dengan kompetensi klinis tinggi sekaligus berwawasan riset," lanjut dia.
Kolaborasi dengan jaringan rumah sakit terkemuka pun terjalin. Misalnya dengan Siloam Hospitals Group, MRCCC, RS Dharmais, RS PON, hingga RSUD Tangerang.
Julius menambahkan, PPDS Bedah Saraf FK UPH tidak hanya menyiapkan dokter yang kompeten di bidang teknis. Tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial tinggi.
“Kami ingin melahirkan dokter yang bukan hanya terampil, tetapi juga memiliki hati untuk melayani. Lulusan kami diharapkan mampu menjadi penggerak dalam pemerataan layanan bedah saraf di Indonesia,” tuturnya. Kehadiran PPDS Bedah Saraf FK UPH menjadi tonggak penting bagi pendidikan kedokteran Indonesia. Lebih dari sekadar melahirkan spesialis, program ini menjadi bagian dari upaya transformasi kesehatan nasional.
"Semoga lulusan nantinya bukan hanya unggul secara akademik, tapi juga berdampak nyata bagi masyarakat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id