Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) meneliti ekstrak daun kopi untuk menghambat pertumbuhan phytophthora capsici. Ini adalah jamur yang dapat menyebabkan busuk akar pada cabai.
Ketua tim, Harnung Wulandari, mengatakan pengendalian busuk akar pada cabai cukup sulit untuk dilakukan karena proses infeksi berada di sistem perakaran sehingga sulit terdeteksi.
“Phytophthora capsici akan menyebabkan akar menjadi kehitaman, batang kerdil, layu, dan akhirnya mengalami kematian kurang lebih 2 minggu setelah proses inokulasi,” beber Harnung dikutip dari laman uny.ac.id, Kamis, 26 Oktober 2023.
Selama ini, pengendalian patogen jamur oleh petani pada umumnya menggunakan fungisida sintesis karena dianggap lebih praktis dan efektif. Namun, penggunaan fungisida sintesis yang melebihi batas dapat membahayakan organisme lain, mengganggu kesehatan, menghasilkan residu, hingga pencemaran lingkungan.
Penggunaan fungisida sintetis dapat diminimalisir dengan pembuatan biofungisida. Anggota tim, Nanda Rachma Agustina, mengatakan biofungisida merupakan fungisida berbahan dasar ekstrak tumbuhan dengan bahan aktif yang mampu menghambat pertumbuhan jamur.
Bahan aktif yang digunakan berasal dari metabolit sekunder salah satunya alkaloid. Dia menuturkan alkaloid dapat menyisip di antara dinding sel dan DNA kemudian mencegah replikasi DNA jamur sehingga pertumbuhan jamur akan terganggu.
“Berdasarkan penelitian daun kopi (Coffea Canephora) memiliki kandungan alkaloid yang cukup tinggi, yaitu sebesar 13.552 mg/g daun kopi tua,” beber dia.
Kandungan alkaloid ekstrak daun kopi yang tinggi diharapkan dapat menghambat pertumbuhan jamur phytophthora capsici. Anggota lainnya, Respa Ardian, menjelaskan subjek riset ini adalah nanoemulsi senyawa alkaloid daun kopi dengan variasi jumlah ekstrak senyawa alkaloid dan kecepatan homogenizer.
Bahan yang dibutuhkan yaitu daun kopi (C. canephora), reagen fitokimia, akuades, Virgin Coconut Oil (VCO), Kalsium Dodekilbenzen Sulfonat, Etoksilat Alkil Fenol, media Potato Dextrose Agar (PDA), alkohol 96%, metanol, n-heksana, etil asetat, silika gel, alkohol 70%, ketoconazole, isolat jamur P. capsici, dan bibit tanaman cabai.
“Tanaman cabai disiapkan dan dipilih dari populasi yang sehat dan homogen dan diberi perlakuan infeksi jamur phytophthora capsici,” papar Ardian.
Setelah tanaman cabai terinfeksi jamur phytophthora capsici, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok untuk perlakuan berbeda. Selanjutnya, nanoemulsi senyawa alkaloid ekstrak daun kopi diaplikasikan pada tanaman yang terinfeksi.
Perlakuan dilakukan dengan disemprotkan dan disiramkan ke tanaman kemudian dilakukan pengamatan kondisi tanaman setelah diberi perlakuan, diperhatikan tanda tanda pertumbuhan jamur seperti pembusukan atau kerusakan pada bagian tertentu. Setelah itu, dilakukan analisis dengan menghitung persentase penghambatan pertumbuhan jamur pada setiap kelompok tanaman cabai.
Capaian dari prosedur ini adalah data hasil pengujian in vivo yang dianalisis statistik untuk mengetahui efektivitas sediaan nanoemulsi terhadap tanaman cabai yang terserang jamur phytophthora capsici. Amelia Noormufida Widya Hartanti menyebut berdasarkan riset dapat disimpulkan nanoemulsi formulasi 1 memiliki ukuran partikel paling kecil sebesar 11 nm.
Nilai turbiditas dipengaruhi oleh ukuran partikel di mana semakin besar ukuran partikel maka turbiditas nanoemulsi akan semakin meningkat. Persentase transmitansi akan meningkat apabila jumlah fraksi senyawa alkaloid yang ditambahkan semakin rendah.
Viskositas dari semua formulasi memiliki nilai yang relatif rendah sekitar 6,0-7,1 cP. Nanoemulsi yang terbentuk juga bersifat stabil dimana nilai transmitansi, turbiditas, dan viskositas tidak berbeda nyata sebelum dan setelah penyimpanan.
Pengujian antifungi menunjukkan formula 1 menghasilkan zona hambat paling besar yaitu 17,8 mm. Pengujian in silico menunjukkan ligan berinteraksi hidrogen dengan Asp485 dan Mse484 (atom yang berinteraksi N-O), dan ligan berinteraksi hidrofobik dengan Mse488, Lys452, Leu448, dan Gly45 pada protein jamur phytophthora capsici.
“Formulasi sediaan nanoemulsi senyawa alkaloid ekstrak daun kopi paling stabil menghasilkan zona daya hambat phytophthora capsici terbesar dan paling efektif menyembuhkan infeksi jamur pada tanaman cabai,” papar dia.
Penelitian ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Jenderal Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-RE 2023.
Baca juga: Mahasiswa UNY Bikin Laptop Shield dari Daun Lidah Mertua dan Abu Sekam Padi |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News