GeNose merupakan alat deteksi covid-19 melalui embusan napas yang dibuat oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara CePAD merupakan alat Rapid test Antigen hasil inovasi Universitas Padjadjaran (Unpad).
Namun Bambang menegaskan, jika keduanya lahir bukan untuk menggantikan alat swab test Polymerase Chain Reaction (PCR). GeNose dan CePAD kapasitasnya sebatas untuk melakukan screening awal dengan cepat.
"Yang kita sampaikan ini alat untuk screening, alat untuk deteksi cepat, jadi tidak bersifat menggantikan diagnosis yang memang hanya bisa dilakukan dengan gold standart PCR. Jadi tidak mungkin alat lain bisa menjadi pengganti (PCR)," kata Bambang dalam konferensi pers secara daring melalui YouTube Kemenristek/BRIN, Senin, 28 Desember 2020.
Baca juga: Akhirnya, GeNose UGM Dapat Izin Edar dan Siap Dipasarkan
Namun, pihaknya mendorong penggunaan GeNose dan CePAD dapat masif di ruang publik. Sehingga kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan.
Bambang juga meminta seluruh pimpinan kementerian, lembaga, Pemerintah Daerah (Pemda) dan juga perusahaan mau menggunakan dua alat tersebut. Pertimbangannya untuk mendeteksi covid-19 secara cepat guna keamanan dan keselamatan dari virus korona.
"Baik itu untuk mahasiswa kalau di kampus, karyawan kalau untuk industri misalkan, kemudian juga penumpang jika itu untuk bandara dan terminal. Mudah-mudahan dengan penggunaan alat ini, pengendalian kita untuk covid-19 bisa jauh lebih baik," tutup Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News